HPV, human papillomavirus, adalah infeksi yang sangat umum ditularkan melalui hubungan
seks. Kebanyakan wanita-wanita dan laki-laki yang secara seksual aktif
mendapatkan virus -- seringkali lebih dari sekali, dan seringkali dengan lebih
dari satu strain. Biasanya, sistim imun membersihkan virus. Namun adakalanya ia
menempel disekitarnya. Beberapa strain-strain dari virus menyebabkan
kutil-kutil genital. Strain-strain yang lain menyebabkan kanker.
Gardasil melindungi terhadap empat dari lebih dari 100
strain-strain HPV: dua strain-strain yang menyebabkan paling banyak
kanker-kanker cervix, dan dua strain-strain dihubungkan pada kutil-kutil
genital. Vaksin adalah paling efektif jika diberikan pada gadis-gadis sebelum
mereka menjadi aktif secara seksual. Ia dapat diberikan sedini umur 9 tahun;
CDC merekomendasikannya untuk gadis-gadis berumur 11 dan 12 tahun.
Kenyataannya adalah bahwa kebanyakan dari
infeksi-infeksi HPV adalah tanpa gejala; kebanyakan darinya hilang dengan
sendirinya", kata Rothman. "Hanya 10% dari infeksi-infeksi berlanjut
menjad luka-luka. Ya, kita mempunyai agent kausatif (yang menyebabkan) dan
penyakit. Namun itu bukanlah garis yang lurus untuk mencapai disana. Dan apa
yang dilakukan oleh perusahaan adalah menciptakan garis lurus dan mendapatkan
organisasi-organisasi berjalan bersama-sama dengannya dan mengesahkannya".
Kebanyakan wanita-wanita yang mendapat HPV tidak
pernah berada pada risiko untuk kanker cervix -- namun kita tidak mempunyi cara
untuk memberitahu siapa yang berisiko dan siapa yang tidak berisiko", kata
Massad. "Nampaknya adalah lebih baik untuk melakukan vaksinasi yang
tersebar luas daripada tidak mengambil segala aksi sama sekali".
Human Papiloma Virus (HPV) adalah yang terkait dengan
kanker serviks. Sejak tahun 1976 telah dikenal HPV sebagai penyebab kanker
serviks (HPV terdeteksi pada 97,7% kanker serviks). Karena itu HPV merupakan
penyebab penting dalam perjalanan penyakit kanker serviks, utamanya kontak
seksual. HPV tipe 16, dan 18 mendominasi tipe onkogenik (70%) sebagai tipe
penyebab kanker serviks. Pada temuan selanjutnya, ternyata HPV diklasifikasikan
dalam tiga klasifikasi, yaitu resiko tinggi, kemungkinan resiko tinggi dan
resiko rendah.
Klasifikasi HPV
Berdasarkan Genotipe
Resiko tinggi : 16, 18, 31,33,35,39,45,51,52,56,58,59
Kemungkinan resiko tinggi : 26,53,66,68,73,82
Resiko rendah: 6,11,40,42,43,44,54,61,70,72,81
Hingga kini lebih dari 100 genotipe yang telah
dikenal, sebagiannya, terutama yang tergolong resiko tinggi dapat menyebabkan
kanker serviks.
Faktor Predisposisi kanker serviks
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan inisiasi transformasi atipik serviks
dan perkembangan displasia serviks. Berbagai faktor di nilai sebagai kofaktor
(faktor yg mempermudah) terjadinya kanker serviks antara lain:
1. Infeksi HPV berkaitan dengan
95% dari terjadinya kanker serviks
2. Perempuan yang merokok
mempunyai resiko dua kali lebih tinggi untuk menderita kanker serviks daripada
perempuan yang tidak merokok
3. Perempuan dengan mitra
seksual multipel
4. Tingkat sosial ekonomi rendah
mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita kanker serviks lebih tinggi untuk
menderita kanker serviks daripada tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi
Perjalanan penyakit infeksi
HPV hingga timbulnya kanker serviks invasif memerlukan waktu yang sangat
panjang,dapat berlangsung 3 sampai 17 tahun kemudian, dan keadaan ini
sebenarnya memberi tantangan untuk melakukan deteksi dini dengan berbagai
metode yang telah dikenal populer.
Pada dasawarsa
ini telah ditemukan dan diproduksi vaksin HPV yang memberikan harapan bagi
upaya eradikasi kanker serviks. Saat ini sudah ada vaksin terhadap HPV tipe
6,11,16 dan 18 (kuadrivalen). Vaksin ini terbuat dari partikel yang menyerupai
virus (VLPs/Virus Like Particles) diambil dari cangkangnya saja tanpa DNA.
Vaksin ini diberi ajuvan untk memperkuat kerja vaksin dengan meningkatkan
respon imun. VLPs terbuat dari ragi Saccharomyces cerevisiae. Vaksin yang
disuntikan ke dalam tubuh akan merangsang pembentukan neutralizing antibody,
virus HPV akan ditangkap oleh antibodi anti HPV sehingga tidak bisa masuk
kedalam serviks, dan selain itu juga vaksin ini merangsang pembentukan sel B
memori.
Vaksin ini
bersifat pencegahan, bukan untuk pengobatan. Bila semua wanita dapat
divaksinasi, maka ada potensi bahwa jumlah kematian akibat kanker serviks
diseluruh dunia dapat turun sebanyak dua pertiganya. Karena vaksin dapat
mencegah kanker serviks, maka vaksinasi dapat mengurangi biaya untuk kesehatan,
biposi, dan tindakan jika seseorang terkena kanker serviks. Jadi, pada dasarnya
vaksin HPV ini bermanfaat. Vaksin HPV terbukti efektif hanya jika diberikan
pada orang yang belum pernah terkena infeksi HPV, karena itu dianjurkan pada
saat seseorang belum aktif secara seksual.
Penting sekali
dilakukan konseling dalam prosedur vaksinasi, yang menjelaskan bahwa:
1. Vaksinasi hanya untuk
pencegahan dan bukan untuk pengobatan
2. Vaksinasi bila diperlukan
pada yang sudah mendapat infeksi atau lesi prakanker hasilnya kurang efektif
3. Pemeriksaan skrining berkala
tetap harus dilakukan.
Besar harapan diletakkan pada temuan vaksin HPV ini, sehingga temuan
vaksin ini dianggap sebagai incredible breaktrough abad ini. Namun demikian
dalam kajian lebih lanjut, dalam pelaksanaan vaksinasi HPV kegiatan skring
tetap perlu dilakukan, dan belum terjawab apakah interval skrining dapat
dijarangkan.
Berikut ini
pedoman yang ditetapkan oleh Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia :
1. Diperlukan informasi dan
persetujuan yang bersangkutan
2. Vaksin diberikan pada
kelompok umur 11-55 tahun dan dapat dikelompokkan menjadi:
a) Kelompok 10-12 tahun (SD)
b) Kelompok 13-15 tahun (SMP)
c) Kelompok 16-25 tahun (SMA
atau Perguruan Tinggi)
d) 26 – 55 tahun
3. Pada usia 26-55 tahun dapat
diberikan setelah hasil tes Pap dan IVA negatif. Diluar itu dapat dijaring dari
perempuan yang datang ke fasilitas kesehatan anak atau obstetri dan ginekologi.
4. Vaksinasi pria masih
kontroversi, perlu kajian cost effectiveness
5. Vaksin dapat diberikan
minimal oleh dokter
6. Pemeriksaan identifikasi DNA
(Hibrid Capture) tidak diperlukan sebelum vaksinasi
7. Vaksin diberikan 3 suntikan,
pada bulan 0, 1-2 bulan setelah bulan pertama, dan 6 bulan setelah penyuntikkan
pertama.
8. Booster belum diperlukan
(estimasi 10 tahun)
9. Perempuan dengan penyakit
yang mengganggu imunitas dapat diberikan perlindungan dengan vaksin
10. Perempuan dengan riwayat
terinfeksi HPV atau lesi prakanker dapat diberikan meskipun efektivitas lebih
rendah
11. Dapat diberikan pada
perempuan hamil dan menyusui
Efek samping minimal dan paling sering nyeri di tempat suntikan. Vaksin
diberikan 3 suntikan, pada bulan 0, 1-2 bulan setelah bulan pertama, dan 6
bulan setelah penyuntikan pertama.
Vaksin HPV diberikan dilengan atas daerah deltoid
secara intra muskular sebanyak 0,5 ml. Vaksin disimpan pada temperatur 2-8 C,
jangan disimpan di dalam freezer, karena suhu yang terlalu dingin akan merusak
vaksin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar