MAKALAH
”Pembentukan atau
perkembangan tulang dan muskulus skeletal”
Pembimbing:
Mulia Hakam, M.kep.,Sp.KMB
Oleh :
Moch Dika Priskia
(100501088)
PRODI SI KEPERAWATAN
KELAS II B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2010 - 2011
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur saya sampaikan ke hadiran
Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat saya
selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini saya membahas “perkembangan
tulang dan muskulus skeletal sepanjang daur hidup manusia”.
Dalam proses pendalaman materi ini,tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1.Bapak Mulia Hakam,S.Kep.Ns,.M.Kep.,Sp.KMB selaku
dosen pembimbing mata kuliah
Sistem Muskuluskeletal
2.Semua
pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan kepada kami.
Harapan
saya dengan adanya makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memberikan bantuan serta
dukungan dalam penyusunan makalah ini.
Jombang, 19 saptember 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang 1
1.2
Rumusan masalah 1
1.3
Tujuan 1
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 teori kosep 2
BAB III : PEMBAHASAN
3.1
Pembentukan perkembangan tulang dan muskulus skeletal _ 3 3.1.1 Fase pembentukan tulang 3
3.1.2
Pertumbuhan dan Remodelling Tulang 5
3.2. Histologi pada tulang 6
3.2.1 Sel-sel pada
tulang adalah 6
3.2.2 Jenis jaringan
tulang 7
3.3 Kelainan atau
penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal 8
BAB IV : PENUTUP
3.1 Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Pertumbuhan dan
maturasi tulang merupakan pengertian dari bedah ortopedi. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan suatu proses morfologik yang unik serta melibatkan
perubahan biokimia.
Sistem rangka berkembang dari mesenkim,yang berasal dari
lapisan benih mesoderm dan drkrista neuralis. Beberapa tulang,seperti tulang
pipih tengkorak,mengalami penulangan membranosa,yaitu sel-sel mesenkim langsung
berubah menjadi osteoblas. Pusat-pusat penulangan timbul di dalam model-model
kartilago ini secara perlahan-lahan tulang tersebut mengalami penulangan
endokondral. Kolumna vetebralis dan iga-iga berkembang dari kompartemen
sklerotom dari somit.
Tengkorak terdiri dari
atas neurokranium dan viserokranium(wajah),neurokranium mencakup bagian
membranosa yang membentuk kubah kepala,dan bagian kartilaginosa(kondrokranium)
yang membentuk dasar tengkorak.
1.2 Rumusan masalah
v Bagaimana
perkembangan tulang dan muskulus skeleta?
v Bagaimana
histologi pada tulang?
v Apa
sajakah kelainan-kelainan pada tulang?
1.3 Tujuan penulisan
Ø Mengetahui
perkembangan pembentukan tulang dan muskulus skeletal.
Ø Memahami
histologi yang terjadi pada tulang.
Ø Mengetahui
kelainan atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tulang sebagai jaringan yang tersusun oleh sel dan
didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut
sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium
hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
Sel-sel pada tulang adalah :
Sel-sel pada tulang adalah :
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara
mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan
jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling
berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan
tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara
membantu pemberian nutrisi pada tulang.
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis
tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama
osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive
yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada
permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai
bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara
lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pembentukan perkembangan tulang dan
muskulus skeletal
Embriologi merupakan
cabang dari ilmu yang mempelajari perkembangan embrio. Proses pembentukan,
pertumbuhan, maturasi tulang
Sistem muskulus
skeletal sistem otot berkaembang dari lapisan benih mesoderm (kecuali otot–otot
iris, yang terbentuk dari ekstoderm piala optik dan terdiri dari otot
rangka,otot polos, dan otot jantung, otot rangka berasal dari mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari
daerah oksipital ke sakral dan somitomer dikepala. Otot polos berdeferensisai
daro mesoderm splanknik disekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung
berasal dari mesoderm splanknik disekitar tabunh jantung.
3.1.1Fase
pembentukan tulang
Pada fase awal
pembentukan terjadi pada minngu k-3 yaitu terbentuk tiga lapisan yaitu:
- Eksoderm
- Mesoderm
- Endoderm
Sehingga membentuk
lulang rawan.Awalnya somit dan somiomer membentuk otot-otot untuk rangkan
aksila, dinding tubuh anggota badan dan
dan kepala. Dari daerahoksipital ke kaudal. Somit membentuk dan derdefisiensi
menjadi sklerotum dan dermomiotom. Sel miotom pada dinding tubuh dan daerah
ekstremitas berdisosiasi. Begerakke tempatnya yang pasti, dan menjadi memanjang
serta membentuk gelendong, sel-sel ini yang disebut mioblas saling menyatu dan
membentuk serabut otot panjang yang berinti majemuk.
Miofibril segera nampak dalam sitoplasma dan
menjelang akhir bulan ke-3 nampak gambaran seran lintang yang khas untuk otot
rangka. Proses serupa terjadi pula pada tujuh somitomer yang terletak didaerah
kepala disebelah rostral somit- somit oksipital. Tetapi struktur somitomer
tatap longgar, tidak pernah terpisah-pisah menjadi segmen-segmen sklerotom dan
dermiotom. Pola otot dikendalikan oleh jaringan penyambung dimana mioblas
bermigrasi. Didaerah kepala, jaringan penyambung ini berasal dari sel-sel
krista neuralis : didaerah servikal dan oksipital. Berasal dari moseoderm somit
: dan didinding tubuh serta anggota badan, berasl dari mesodrm somatik .
Pada minggu kelima
terbentuk tonjolan ( lim bud) tulang rawan terdiri dari Hialin, Fibrin, Elastin.
Menjelang akhir miggu ke-5, setiap miotom terbagi menjadi satu bagian dorsal
yang kecil, epimer, dan satu bagian vetral yang lebih besar, hipomer, yang
terbentuk karena migrasi sel- sel miotom. Saraf –saraf yang mempersarafi
otot-otot sekmental juga dibagi menjadi samus dorsalis primer untuk epimer, dan
ramus vetralis primer untuk hipomer.
Mioblas-mioblas dari
epimer membentuk otot ekstrensor tulang belakang, sedangkan yang berasal dari
hipomer membentuk sistem otot fleksor leteral dan ventral. Mioblas dari
hhipomer servikal membentuk otot skalelus, geniohioideus muskuli
paravertebrali. Mioblas yang berasal dari segmen toraks terbagi menjadi tiga
lapisan yang didada diwakili oleh M.
Interkostalis eksterna, M.interkostalis interna, dan M. Interkostalis bagian
dalam atau M. Transversus torakis . pada dinding perut, ketiga lapisan otot ini
terdiri atas M. Oblikus eksternus, M. Oblikis internus. Dan M. Trasfersus
abdomis.
Pada perkembangan
minggu ke tujuh terbentuk tulang melalui
2 tahap :
ü Langsung
: terbentuknya dalam bentuk lembaran-lembaran , misalnya : tulang muka, pelvis,
skapula, tulang tengkorak.
ü Tidak
langsung : . obsifikasi sentra terjadi melalui oksifikasi endokondral. obsikasi
perifer terjadi dibawah perikondral.
Otot –otot anggota
badan diamati pada minggu k-7 sebagai pemadatan masenkim didekat tunas anggota
badan. Masenkim ini berasal dari sel-sel darmomiotom somik yng bermigrasi
ketunas anggota badan untuk membentuk otot. Seperti didaerah lainnya, jaringan
penyambung menentukan pola pembentuk otot, dan jaringan ini berasal dari
mesorerm somatik, yang juga menghasilkan tulang-tulang anggota badan.
3.1.2 Pertumbuhan dan Remodelling
Tulang
a. Pertumbuhan
memanjang tulang
Pertumbuhan memanjang /
proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Proses ini terjadi pada dua
lokasi : 1. tulang rawan artikuler (sendi) 2. Terjadi ditulang-tulang pendek ex
: karpal 3. Lempeng epifis (epiphyseal plate) . dengan memeajangja tunas
anggota badan, jaringan otot terpecah menjadi komponen fleksor dan ekstensor.
Sekalipun pada mulanya otot-otot anggota badan memiliki sifat bersegmen, denga
berjalannya waktu otot-otot ini bersatu dan kemudian tersusunlah jaringan otot.
Yang berasal dari berbagai segmen.
ü Tulang
rawan artikuler
Pertumbuhan tulang
panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat
satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.
ü Tulang
rawan lempeng epififis
Memberikan kemungkinan metafisis dan
diafisis untuk bertumbuh memanjang. Pada daerah pertumbuhan ini terjadi
keseimbangan antara dua proses yaitu:
Ø Proses
pertumbuhan: adanya pertumbuhan interstisial tulang rawan dari lempeng epifisis
memungkinkan terjadinya penebalan tulang
Ø Proses
klasifikasi: kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan
metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokondral.
Ada
3 zona lempeng epifisis
ü Zona
pertumbuhan
ü Zona
transportasi tulang rawan
ü Zona
osifikasi
B.
Pertumbuhan melebar tulang
Pertumbuhan melebar
terjadi akibat pertumbuhan aposisi osteoblas pada lapisan dalam periosteum dan
merupakan suatu jenis osifikasi intramembran.
C.
Remodelling tulang
Selama pertumbuhan
memanjang tulang daerah metafisis mengalami remodelling (pembentukan) dan pada
wktu bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Proses remodelling
tulang berlangsung sepanjang hidup,dimana pada anka-anak dalam masa pertumbuhan
terjadi keseimbangan (balance) yang positif sedangkan pada orang dewasa terjadi
keseimbangan yang negatif,remodelling juga terjadi setelah penyembuhan fraktur.
Pada anak-anak meskipun ada kelainan hebat,remodelling tetap terjadi secara
spontan kecuali bila terdapat kelainan rotasi.
3.2.
Histologi pada tulang
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi
oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai
osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite,
sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
3.2.1 Sel-sel pada tulang adalah
:
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara
mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan
jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling
berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan
tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara
membantu pemberian nutrisi pada tulang.
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis
tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama
osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive
yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada
permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan
penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki
perbedaan pokok antara lain :
Ø Tulang memiliki system kanalikuler
yang menembus seluruh substansi tulang.
Ø Tulang memiliki jaringan pembuluh
darah untuk nutrisi sel-sel tulang.Tulan hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
struktur
makroskopik
Pada
potongan tulang terdapat 2 macam struktur :
v Substantia spongiosa
(berongga)
v Substantia compacta (padat)
Bagian
diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan
tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga
yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling
berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.
3.2.2 Jenis jaringan tulang
3.2.2 Jenis jaringan tulang
Jaringan Tulang Primer
Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan
kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang
primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang
sekunder. Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai
woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak
teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid
secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika
terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis.
Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat
ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam
mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit
kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder.
Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling
menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan
resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat
lamella saja.
Jaringan Tulang Sekunder
Jaringan Tulang Sekunder
Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal
juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan
paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya :
serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae(lapisan) setebal 3-7μm
yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan
Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut
saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris
ini dinamai Systema Haversi atau osteon.
Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara
lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella,
serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon,
tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya
menyilang. Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi
amorf yang merupakan bahan perekat.
Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai
berikut :
o
Tersusun
konsentris membentuk osteon.
o
Lamellae
yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis.
o
Lamellae
yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis
externa.
3.3 Kelainan
atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal.
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif
dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar yang menanggung beban Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi
lainnya.
Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang
yang memiliki penurunan matrix dan proses mineralisasi yang yang normal tetapi
massa atau densitas tulang berkurang (Gallagher, 1999). Osteoporosis adalah
berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan
mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat,
sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang,
tubuh memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus
menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon
pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga
persediaan vitamin D yang adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari
makanan dan memasukkan ke dalam tulang. Secara progresif, tulang meningkatkan
kepadatannya sampai tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun).
Setelah itu kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak
mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat
dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis. Sekitar 80% persen penderita
penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami
penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause
meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan
berhubungan dengan lumbal atau area sacral pada tulang belakang ataui sekitar
jaringan ( Randy Mariam,1987 ).Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang
membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba
dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan
ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya
disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari
nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang
(Brunner,1999). Low Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau
daerah sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan
musulo (Prisilia Lemone,1996).
Osteolisis adalah salah satu penyakit tulang yang
berupa hancurnya tulang yang mungkin disebabkan oleh trauma atau kecelakaan
berat dan juga mungkin disebabkan adanya kanker yang mengenai tulang.
Skoliosis
Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang
bayi baru lahir. Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan
dengan gangguan pada pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang
rusuk. Skoliosis bisa menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak
yang sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan
memasang penyangga (brace) sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin
memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Sindroma
Pierre Robin adalah sekelompok kelainan yang terutama ditandai
dengan adanya rahang bawah yang sangat kecil dengan lidah yang jatuh ke
belakang dan mengarah ke bawah. Bisa juga disertai dengan tingginya lengkung
langit-langit mulut atau celah langit-langit.
Clubfoot (talipes) adalah
suatu keadaan dimana bentuk atau posisi kaki terpuntir.
Lengkung kaki bisa sangat tinggi atau kaki berputar ke dalam maupun ke luar.
Clubfoot sejati disebabkan oleh kelainan anatomis. Jika tidak terdapat kelainan anatomis, maka keadaan ini bisa diperbaiki dengan pemasangan gips dan terapi fisik. Pengobatan dini dengan gips bisa memperbaiki clubfoot sejati tetapi biasanya perlu dilakukan pembedahan.
Lengkung kaki bisa sangat tinggi atau kaki berputar ke dalam maupun ke luar.
Clubfoot sejati disebabkan oleh kelainan anatomis. Jika tidak terdapat kelainan anatomis, maka keadaan ini bisa diperbaiki dengan pemasangan gips dan terapi fisik. Pengobatan dini dengan gips bisa memperbaiki clubfoot sejati tetapi biasanya perlu dilakukan pembedahan.
Osteogenesis
Imperfekta adalah suatu keadaan dimana tulang-tulang menjadi rapuh secara abnormal. Osteogenesis
imperfekta merupakan suatu penyakit keturunan.
Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada jumlah atau struktur kolagen tipe I, yang merupakan bagian penting dari tulang dll.
Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada jumlah atau struktur kolagen tipe I, yang merupakan bagian penting dari tulang dll.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem
muskulus skeletal sistem otot berkaembang dari lapisan benih mesoderm (kecuali
otot–otot iris, yang terbentuk dari ekstoderm piala optik dan terdiri dari otot
rangka,otot polos, dan otot jantung, otot rangka berasal dari mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari
daerah oksipital ke sakral dan somitomer dikepala. Otot polos berdeferensisai
daro mesoderm splanknik disekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung
berasal dari mesoderm splanknik disekitar tabunh jantung.
Sedangkan Tulang adalah jaringan
yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I
collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh
deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
Untuk kelainan atau penyakit yang berhubungan
dengan tulang dan muskulus skeletal antara lain sebagai berikut :
Ø Osteoporosis
Ø Low back Pain
Ø
Osteolisis
Ø Skoliosis Kongenitalis
Ø Sindroma
Pierre Robin
Ø Clubfoot (talipes)
Ø
Osteogenesis Imperfekta
DAFTAR
PUSTAKA
Rasjad,
Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamumpatue
Sadler,T.W.1991.Embriologi
kedokteran langman.jakarta.EGC