kursor

iNi DiA..!!!!!

iNi DiA..!!!!!
ciiiLuuK baaaa...!!!!

Rabu, 28 September 2011

Daur perkembangan sistem muskulusskeletal


MAKALAH
Pembentukan atau perkembangan tulang dan muskulus skeletal
Pembimbing:
Mulia Hakam, M.kep.,Sp.KMB

Oleh :
Moch Dika Priskia
(100501088)

  

PRODI SI KEPERAWATAN
KELAS II B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2010 - 2011

KATA PENGANTAR
           Rasa syukur saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas “perkembangan tulang dan muskulus skeletal sepanjang daur hidup manusia”.
Dalam  proses pendalaman materi ini,tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.Bapak Mulia Hakam,S.Kep.Ns,.M.Kep.,Sp.KMB selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Muskuluskeletal
2.Semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan kepada kami.
Harapan saya dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memberikan bantuan serta dukungan dalam penyusunan makalah ini.


Jombang, 19 saptember 2011

                                                                                                                                                                                                                                                            Penulis,          

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                               i
DAFTAR ISI                                                                                                                         ii

BAB I          : PENDAHULUAN
1.1            Latar belakang                                                                                                                      1
1.2            Rumusan masalah                                                                                                    1
1.3            Tujuan                                                                                                                       1
BAB II         : LANDASAN TEORI
2.1 teori kosep                                                                                                                                 2    
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Pembentukan perkembangan tulang dan muskulus skeletal                  _                   3 3.1.1 Fase pembentukan tulang                                                                              3
3.1.2 Pertumbuhan dan Remodelling Tulang                                                                    5
3.2. Histologi pada tulang                                                                                                  6
3.2.1 Sel-sel pada tulang adalah                                                                            6
3.2.2 Jenis jaringan tulang                                                                                     7 
3.3 Kelainan atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal                              8
BAB IV : PENUTUP
3.1                   Kesimpulan                                                                                               11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                        12

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  latar belakang
Pertumbuhan dan maturasi tulang merupakan pengertian dari bedah ortopedi. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses morfologik yang unik serta melibatkan perubahan biokimia.
         Sistem rangka berkembang dari mesenkim,yang berasal dari lapisan benih mesoderm dan drkrista neuralis. Beberapa tulang,seperti tulang pipih tengkorak,mengalami penulangan membranosa,yaitu sel-sel mesenkim langsung berubah menjadi osteoblas. Pusat-pusat penulangan timbul di dalam model-model kartilago ini secara perlahan-lahan tulang tersebut mengalami penulangan endokondral. Kolumna vetebralis dan iga-iga berkembang dari kompartemen sklerotom dari somit.
Tengkorak terdiri dari atas neurokranium dan viserokranium(wajah),neurokranium mencakup bagian membranosa yang membentuk kubah kepala,dan bagian kartilaginosa(kondrokranium) yang membentuk dasar tengkorak.
1.2  Rumusan masalah
v Bagaimana perkembangan tulang dan muskulus skeleta?
v Bagaimana histologi pada tulang?
v Apa sajakah kelainan-kelainan pada tulang?
1.3  Tujuan penulisan
Ø  Mengetahui perkembangan pembentukan tulang dan muskulus skeletal.
Ø  Memahami histologi yang terjadi pada tulang.
Ø  Mengetahui kelainan atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal.



BAB II
LANDASAN TEORI
Tulang sebagai jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
Sel-sel pada tulang adalah : 
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek. 
Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang. 
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat. 
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembentukan perkembangan tulang dan muskulus skeletal
Embriologi merupakan cabang dari ilmu yang mempelajari perkembangan embrio. Proses pembentukan, pertumbuhan, maturasi tulang
Sistem muskulus skeletal sistem otot berkaembang dari lapisan benih mesoderm (kecuali otot–otot iris, yang terbentuk dari ekstoderm piala optik dan terdiri dari otot rangka,otot polos, dan otot jantung, otot rangka berasal dari  mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari daerah oksipital ke sakral dan somitomer dikepala. Otot polos berdeferensisai daro mesoderm splanknik disekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung berasal dari mesoderm splanknik disekitar tabunh jantung.
3.1.1Fase pembentukan tulang
Pada fase awal pembentukan terjadi pada minngu k-3 yaitu terbentuk tiga lapisan  yaitu:
-       Eksoderm
-       Mesoderm
-       Endoderm
Sehingga membentuk lulang rawan.Awalnya somit dan somiomer membentuk otot-otot untuk rangkan aksila, dinding tubuh  anggota badan dan dan kepala. Dari daerahoksipital ke kaudal. Somit membentuk dan derdefisiensi menjadi sklerotum dan dermomiotom. Sel miotom pada dinding tubuh dan daerah ekstremitas berdisosiasi. Begerakke tempatnya yang pasti, dan menjadi memanjang serta membentuk gelendong, sel-sel ini yang disebut mioblas saling menyatu dan membentuk serabut otot panjang yang berinti majemuk.
 Miofibril segera nampak dalam sitoplasma dan menjelang akhir bulan ke-3 nampak gambaran seran lintang yang khas untuk otot rangka. Proses serupa terjadi pula pada tujuh somitomer yang terletak didaerah kepala disebelah rostral somit- somit oksipital. Tetapi struktur somitomer tatap longgar, tidak pernah terpisah-pisah menjadi segmen-segmen sklerotom dan dermiotom. Pola otot dikendalikan oleh jaringan penyambung dimana mioblas bermigrasi. Didaerah kepala, jaringan penyambung ini berasal dari sel-sel krista neuralis : didaerah servikal dan oksipital. Berasal dari moseoderm somit : dan didinding tubuh serta anggota badan, berasl dari mesodrm somatik .
Pada minggu kelima terbentuk tonjolan ( lim bud) tulang rawan terdiri dari Hialin, Fibrin, Elastin. Menjelang akhir miggu ke-5, setiap miotom terbagi menjadi satu bagian dorsal yang kecil, epimer, dan satu bagian vetral yang lebih besar, hipomer, yang terbentuk karena migrasi sel- sel miotom. Saraf –saraf yang mempersarafi otot-otot sekmental juga dibagi menjadi samus dorsalis primer untuk epimer, dan ramus vetralis primer untuk hipomer.
Mioblas-mioblas dari epimer membentuk otot ekstrensor tulang belakang, sedangkan yang berasal dari hipomer membentuk sistem otot fleksor leteral dan ventral. Mioblas dari hhipomer servikal membentuk otot skalelus, geniohioideus muskuli paravertebrali. Mioblas yang berasal dari segmen toraks terbagi menjadi tiga lapisan  yang didada diwakili oleh M. Interkostalis eksterna, M.interkostalis interna, dan M. Interkostalis bagian dalam atau M. Transversus torakis . pada dinding perut, ketiga lapisan otot ini terdiri atas M. Oblikus eksternus, M. Oblikis internus. Dan M. Trasfersus abdomis.
Pada perkembangan minggu ke tujuh terbentuk tulang melalui  2 tahap :
ü  Langsung : terbentuknya dalam bentuk lembaran-lembaran , misalnya : tulang muka, pelvis, skapula, tulang tengkorak.
ü  Tidak langsung : . obsifikasi sentra terjadi melalui oksifikasi endokondral. obsikasi perifer terjadi dibawah perikondral.
Otot –otot anggota badan diamati pada minggu k-7 sebagai pemadatan masenkim didekat tunas anggota badan. Masenkim ini berasal dari sel-sel darmomiotom somik yng bermigrasi ketunas anggota badan untuk membentuk otot. Seperti didaerah lainnya, jaringan penyambung menentukan pola pembentuk otot, dan jaringan ini berasal dari mesorerm somatik, yang juga menghasilkan tulang-tulang anggota badan.


3.1.2 Pertumbuhan dan Remodelling Tulang
a.      Pertumbuhan memanjang tulang
Pertumbuhan memanjang / proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Proses ini terjadi pada dua lokasi : 1. tulang rawan artikuler (sendi) 2. Terjadi ditulang-tulang pendek ex : karpal 3. Lempeng epifis (epiphyseal plate) . dengan memeajangja tunas anggota badan, jaringan otot terpecah menjadi komponen fleksor dan ekstensor. Sekalipun pada mulanya otot-otot anggota badan memiliki sifat bersegmen, denga berjalannya waktu otot-otot ini bersatu dan kemudian tersusunlah jaringan otot. Yang berasal dari berbagai segmen.
ü  Tulang rawan artikuler
Pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.
ü  Tulang rawan lempeng epififis
         Memberikan kemungkinan metafisis dan diafisis untuk bertumbuh memanjang. Pada daerah pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses yaitu:
Ø Proses pertumbuhan: adanya pertumbuhan interstisial tulang rawan dari lempeng epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang
Ø Proses klasifikasi: kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokondral.
Ada 3 zona lempeng epifisis
ü Zona pertumbuhan
ü Zona transportasi tulang rawan
ü Zona osifikasi
B.    Pertumbuhan melebar tulang
Pertumbuhan melebar terjadi akibat pertumbuhan aposisi osteoblas pada lapisan dalam periosteum dan merupakan suatu jenis osifikasi intramembran.
C.    Remodelling tulang
Selama pertumbuhan memanjang tulang daerah metafisis mengalami remodelling (pembentukan) dan pada wktu bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Proses remodelling tulang berlangsung sepanjang hidup,dimana pada anka-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negatif,remodelling juga terjadi setelah penyembuhan fraktur. Pada anak-anak meskipun ada kelainan hebat,remodelling tetap terjadi secara spontan kecuali bila terdapat kelainan rotasi.
3.2. Histologi pada tulang
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. 
3.2.1 Sel-sel pada tulang adalah : 
Osteoblast : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

Osteosit : merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang. 
Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
Sel osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat. 
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :
Ø  Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang. 
Ø  Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.Tulan hanya dapat tumbuh secara aposisi. Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
struktur makroskopik 
Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur : 
v Substantia spongiosa (berongga) 
v Substantia compacta (padat) 
Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.
3.2.2 Jenis jaringan tulang 
Jaringan Tulang Primer 
Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder.  Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis. 
Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. 
Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja.
Jaringan Tulang Sekunder 
Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon. 
Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang. Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat. 
Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut :
o   Tersusun konsentris membentuk osteon. 
o   Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis. 
o   Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis externa.
3.3 Kelainan atau penyakit yang terjadi pada tulang dam muskulus skeletal.
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
Osteoporosis adalah penyakit metabolik tulang yang memiliki penurunan matrix dan proses mineralisasi yang yang normal tetapi massa atau densitas tulang berkurang (Gallagher, 1999). Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan hormon dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon pertumbuhan, kalsitonin, estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga persediaan vitamin D yang adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan memasukkan ke dalam tulang. Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis. Sekitar 80% persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan berhubungan dengan lumbal atau area sacral pada tulang belakang ataui sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ).Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999). Low Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau daerah sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan musulo (Prisilia Lemone,1996).
Osteolisis adalah salah satu penyakit tulang yang berupa hancurnya tulang yang mungkin disebabkan oleh trauma atau kecelakaan berat dan juga mungkin disebabkan adanya kanker yang mengenai tulang.
Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang bayi baru lahir. Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan gangguan pada pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang rusuk. Skoliosis bisa menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan memasang penyangga (brace) sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Sindroma Pierre Robin adalah sekelompok kelainan yang terutama ditandai dengan adanya rahang bawah yang sangat kecil dengan lidah yang jatuh ke belakang dan mengarah ke bawah. Bisa juga disertai dengan tingginya lengkung langit-langit mulut atau celah langit-langit. 
Clubfoot (talipes) adalah suatu keadaan dimana bentuk atau posisi kaki terpuntir.
Lengkung kaki bisa sangat tinggi atau kaki berputar ke dalam maupun ke luar.
Clubfoot sejati disebabkan oleh kelainan anatomis. Jika tidak terdapat kelainan anatomis, maka keadaan ini bisa diperbaiki dengan pemasangan gips dan terapi fisik. Pengobatan dini dengan gips bisa memperbaiki clubfoot sejati tetapi biasanya perlu dilakukan pembedahan.
Osteogenesis Imperfekta adalah suatu keadaan dimana tulang-tulang menjadi rapuh secara abnormal. Osteogenesis imperfekta merupakan suatu penyakit keturunan.
Penyakit ini terjadi akibat adanya kelainan pada jumlah atau struktur kolagen tipe I, yang merupakan bagian penting dari tulang dll.










BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
            Sistem muskulus skeletal sistem otot berkaembang dari lapisan benih mesoderm (kecuali otot–otot iris, yang terbentuk dari ekstoderm piala optik dan terdiri dari otot rangka,otot polos, dan otot jantung, otot rangka berasal dari  mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari daerah oksipital ke sakral dan somitomer dikepala. Otot polos berdeferensisai daro mesoderm splanknik disekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung berasal dari mesoderm splanknik disekitar tabunh jantung.
Sedangkan Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
Untuk kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan tulang dan muskulus skeletal antara lain sebagai berikut :
Ø  Penyakit Sendi Degeneratif (osteoartritis)
Ø  Osteoporosis
Ø  Low back Pain
Ø  Osteolisis
Ø  Skoliosis Kongenitalis
Ø  Sindroma Pierre Robin
Ø  Clubfoot (talipes)
Ø  Osteogenesis Imperfekta



DAFTAR PUSTAKA
Rasjad, Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamumpatue
Sadler,T.W.1991.Embriologi kedokteran langman.jakarta.EGC