kursor

iNi DiA..!!!!!

iNi DiA..!!!!!
ciiiLuuK baaaa...!!!!

Selasa, 01 Februari 2011

makalah Tidur-Kebiasaan/Perilaku

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fisiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

Rata-rata orang dewasa menghabiskan tujuh sampai sembilan jam untuk tidur setiap malam. Saat itulah tubuh melakukan perbaikan yang dibutuhkan. Racun-racun dibuang dan sel serta jaringan dibangun kembali. Otak juga memproses stress yang dikumpulkan saat tubuh terjaga dan mengurangi efek buruknya terhadap system tubuh. Meskipun riset laboratorium secara luas sudah banyak dilakukan, namun fungsi tidur tetap menjadi sebuah misteri. Satu hal yang pasti, tubuh dan pikiran tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa tidur. Bila kita menjalani tidur yang berkualitas buruk dalam jangka waktu lama, kesehatan fisik dan mental kita akan terganggu. Kekurangan tidur akan langsung menurunkan produktivitas, kemampuan menikmati hidup, dan penampilan kita.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari tidur ?
2. Apa saja kebiasaan tidur yang buruk ?
3. Apa saja kebiasaan yang membuat susah tidur malam ?
4. Bagaimana kebiasaan tidur yang sehat ?
5. Bagaimana cara mendapatkan tidur malam yang baik?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian dari tidur.
2. Utuk mengetahui apa saja kebiasaan tidur yang buruk.
3. Untuk mengetahui apa saja yang membuat susah tidur malam.
4. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan tidur yang sehat.
5. Unuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan tidur malam yang baik.


1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagi lembaga, dapat menambah referensi perpustakaanSTIKES PEMKAB JOMBANG, khususnya dalam hal pengetahuan tidur – kebiasaan / perilaku.
2. Bagi mahasiswa, hasil penulisan makalah ini dapat berfungsi sebagai pengetahuan yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami tentang tidur – kebiasaan / perilaku.
3. Bagi masyarakat, hasil penulisan makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang tidur – kebiasaan / perilaku.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tidur

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fisiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.
Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses
fisiologis,antara lain:
1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
2. Diatasi pembuluh darah perifer
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.
4. Relaksasi otot-oto rangka
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%


2.2 Kebiasaan tidur yang buruk

Ternyata kita memang tidak boleh menyepelekan kebiasaan tidur. Karena dari kebiasaan itu sangat menentukan kesehatan atau bahkan sebagai alarm awal sebagai tanda-tanda kita mengidap suatu penyakit.
Berikut adalah kebiasaan tidur yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari :

A. Tidur dengan lampu menyala.
Ternyata tidur dengan membiarkan lampu dalam keadaan menyala dapat berakibat buruk terhadap kesehatan. Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.

Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”. Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur. Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan. Akan tetapi tentu saja tidur dalam keadaan gelap total akan lebih baik.

Hal ini juga berlaku untuk orang dewasa, karena jika anda tidur dalam keadaan lampu masih menyala makan tubuh yg sedang melakukan proses perbaikan atau regenerasi sel yang rusak akan bekerja dengan lambat. Sehingga proses penyembuhan akan berjalan dengan lambat dibandingkan jika anda tidur dalam keadaan gelap

B. Mendengkur
Banyak diantara kita menyepelekan kebiasaan mengorok ini dengan berdalih, kebiasaan di bawah alam sadar dan tidak mau berusaha untuk menghilangkan kebiasaan ini. Tahukah anda, ternyata mengorok ini adalah dikategorikan sebagai penyakit dalam dunia kedokteran.

"Mengorok yang perlu diwaspadai adalah mengorok yang disertai periode henti napas. Dalam dunia medis, hal itu dikenal sebagai obstructive sleep apnea (OSA) dan merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang serius," ujar dr Andreas Prasadja, sleep technologist dari Rumah Sakit (RS) Mitra Kemayoran Jakarta,"Seseorang yang mengalaminya kemudian akan terjaga sejenak dari tidur untuk mengambil napas dengan tersengal-sengal (gasping). Meski terjaga, penderita tidak terbangun dari tidur. "Peristiwa henti napas terjadi berkali-kali tanpa disadari karena saat itu penderita tetap tertidur." lanjutnya.

Hal tersebut disebabkan karena adanya hambatan / sumbatan aliran udara pada saat kita bernafas. Banyak faktor yang menyebabkannya, mulai dari daerah rongga hidung, rongga tenggorokkan, rongga mulut dan rongga kerongkongan / pernafasan. Hambatan pada rongga hidung bisa disebabkan pembengkakan tulang hidung (konka), tulang hidung yang bengkok dan adanya polip hidung.

Sumbatan pada rongga tenggorokkan dan mulut dapat disebabkan adanya pembesaran amandel (adenoid dan tonsil), adanya kelainan pada langit-langit mulut (palatum dan uvula), penebalan dinding belakang tenggorokkan.Hambatan pada rongga kerongkongan / pernafasan dapat disebabkan adanya kelainan pada anak lidah (epiglottis) dan adanya penyempitan di saluran nafas (trakea), kelebihan berat badan (obesitas) dapat juga menyempitkan saluran nafas bagian atas.

Akibat dari mendengkur mengakibatkan kondisi badan biasanya pada pagi hari kurang segar, lekas capek, sakit kepala, rasa mengantuk berlebih di siang hari, menurunnya performa kerja maupun belajar, berkurangnya konsentrasi sehingga sering tabrakan saat mengendarai mobil atau motor dan mengganggu jantung, paru-paru sampai stroke bahkan tidak sedikit mengorok ini bisa menyebabkan si penderita meninggal saat tidur karena tersumbatnya pernafasan (gagal bernapas) tanpa ia sadari ketika tidur.
Cara penanganan:
Pengobatan mendengkur / mengorok ini, disesuaikan dengan penyebabnya, jadi harus diperiksa semua bagian yang dilalui udara pada waktu kita bernafas. Lebih afdolnya, konsultasikan dengan dokter THT atau laboratorium tidur di rumah sakitbagi penderita mengorok yang sudah lumayan parah sehingga mengakibatkan memburuknya bagi kesehatan. Bagi penderita ringan, ada cara-caranya,sebagai berikut :


1. Pengobatan secara tradisional: dua sendok madu asli serta dua ruas kunyit yang sudah diparut. Peras airnya dan minum secara teratur selama seminggu niscaya kebiasaan ngorok berangsur-angsur lenyap
2. mengubah posisi tidurnya,seperti posisi miring kiri atau kanan asal jangan terlentang
3. Mengurangi berat badan, bila mengalami kegemukan
4. Berolahraga secara teratur
5. Menghindari konsumsi alcohol
6. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok
7. Menghindari konsumsi obat tidur dan obat penenang
8. Meninggikan kepala tempat tidur
9. Jangan menggunakan bantal yang tebal agar leher tidak menekuk
10. Menggunakan masker khusus yang diberikan oleh dokter THT untuk si penderita. Masker itu berfungsi mengalirkan udara bertekanan sehingga penderita tidak mengalami henti napas.

C. Mengompol
Di sebagian besar anak-anak, mengompol akan berhenti secara otomatis pada saat mereka mencapai usia remaja awal. Akan tetapi tidak sedikit masih ada orang dewasa yang mengalaminya. Ternyata mengompol saat usia remaja atau dewasa bisa jadi penderita mengidap penyakit kandung kemih. Mengompol saat tidur adalah suatu kondisi yang secara medis disebut Enuresis.

Anak-anak berusia remaja atau orang dewasa yang masih saja mengompol saat tidur disebabkan oleh beberapa penyebab; autisme, dan kondisi seperti sindrom Down, keterbelakangan mental, Spasticity dan kondisi khusus lainnya menderita dari kontrol kandung kemih yang tidak memadai. Kadang-kadang ngompol juga disebabkan karena hormon yang berhubungan dengan beberapa kondisi dan penyakit. Jika ada ketidakseimbangan hormon atau anti diuretik yang diproduksi di lebih dari normal, maka mengakibatkan mengompol. Penyebab lainnya untuk mengompol adalah hiperaktif, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), apnea tidur, mimpi buruk dan kebiasaan mengkonsumsi makanan.

Berikut cara menghentikan kebiasaan mengompol saat tidur :
1. Biasanya remaja cenderung memiliki banyak minuman berkafein seperti soda. Kafein dapat menyebabkan mengompol pada semua orang termasuk orang dewasa. Jadi, setiap hal yang mengandung kafein seperti kopi, teh dan juga soda perlu dikurangi. Jika mereka mengendalikan kebiasaan mereka mengonsumsi soda, mereka dapat berhenti mengompol
2. Mencoba dan menjaga kandung kemih kosong pada malam hari dengan cara tidak mengkonsumsi air minum terlalu banyak pada malam hari dan membiasakan pipis terlebih dahulu sebelum berangkat tidur.
3. Dalam hal cuaca dingin, lalu tidur di baju hangat yang akan membantu untuk membuat Anda tetap hangat dan nyaman karena cuaca dan bahkan dingin menggigil karena dingin dapat menyebabkan mengompol
4. Jika masalah mengompol merupakan masalah kronis, maka dokter dapat memberi resep obat seperti DDVAP atau ditropan yang mencegah tubuh membuat urin yang berlebihan pada satu waktu. Jadi kandung kemih Anda tidak akan menjadi penuh dan Anda bisa dengan nyaman tidur sepanjang malam.

D. Jangan Gunakan iPad-Notebook sebelum Tidur
Peneliti mengingatkan agar tidak menggunakan perangkat yang bercahaya semacam iPad atau laptop menjelang akan tidur. Perilaku itu bisa berdampak pada ritme circadian.
Secara potensial,jika menggunakan iPad atau laptop saat akan tidur, maka cahayanya dapat merangsang otak untuk membuat terbangun dan menunda kemampuan untuk tidur. Kekhawatiran seperti ini bukanlah hal baru. Salah satu peneliti soal tidur mengatakan Thomas Edison menciptakan masalah ini saat ia menemukan bola lampu.

Namun, masalah ini muncul kembali saat popularitas produk Apple, iPad merebak dan banyak pengguna yang menggunakannya saat malam di tempat tidur, di mana otak seharusnya menggambarkan lingkungan sekitarnya gelap.

Tidak seperti buku biasa atau ebook semacam Amazon Kindle, cahaya layar iPad secara langsung ke mata pembaca dari jarak yang relatif dekat.
Inilah yang tampaknya membuat iPad atau laptop lebih menggangu waktu tidur, dibandingkan televisi yang berada di depan tempat tidur ataupun lampu baca di mana keduanya menembakkan sedikit cahaya secara langsung ke mata.



2.3 kebiasaan bikin susah tidur malam
Ada beberapa kebiasaan yang menyebabkan susah tidur malam,di antaranya sebagai berikut :
a. Pake komputer atau nonton TV sebelum tidur
Anda mungkin berpikir itu membantu Anda untuk bersantai, tapi menggunakan komputer membutuhkan kekuatan otak yang lebih, karena memerlukan interaksi, begitu juga dengan nonton TV. Untuk bersantai, Anda mungkin harus cabut semua alat elektronik setiap malam. Kamar tidur bukan ruangan entertainment bukan.

b. Kerja “lembur” sampai tengah malam
Hindari melakukan pekerjaan atau menghitung tagihan kamu pada malam hari, terutama di tempat tidur. Itu butuh konsentrasi yang terlalu banyak dan memiliki potensi untuk menjadi kesal atau frustasi, apalagi kalo banyak tagihan yang tertunda, nggak bakal tidur deh sampe pagi

c. Baca Buku di kamar tidur
Membaca di tempat tidur tidak selalu menjadi masalah, tetapi jika anda sulit untuk tidur, Anda harus berhenti. Bagi beberapa orang, membaca mungkin lebih menyenangkan daripada tidur.

d. Makan makanan pedas dan makan berat
Tubuh kita sangat membutuhkan kesejukan selama tidur, tetapi makan makanan pedas benar-benar meningkatkan temperatur tubuh Anda. Dan jika makanan pedas memberikan mulas, wah hal itu bisa membangunkan Anda di tengah malam untuk pergi buang air besar. Makanan berat adalah pembunuh tidur juga, karena mereka sulit untuk dicerna dan bisa bikin Anda obesitas!

e. Minum alkohol setelah makan malam
Alkohol memang bisa bertindak sebagai obat penenang dan akan membuat Anda tertidur jika alasannya cuaca dingin. Tapi jika Anda seorang peminum berat, efek buruknya anda mungkin akan tidur terlalu lama dan tidak akan nyenyak dan nyaman.

f. Pola tidur yang tidak teratur
Jadwal tidur Anda yang selalu berubah-rubah, akan membuat ritme tidur tubuh Anda terganggu, hal ini penting jika anda ingin bangun secara teratur.

2.4 Kebiasaan tidur yang sehat
Tak semua orang bisa tidur cukup. Akibatnya, mereka mengantuk dan tak bisa berprestasi maksimal di tempat kerja atau sekolah keesokan paginya.
Berikut ini sejumlah kebiasaan sehat yang bisa mendorong kebiasaan tidur sehat:

1. Ciptakan lingkungan yang kondusif
Singkirkan benda-benda seperti radio dan televisi dari kamar tidur. Kamar adalah tempat untuk tidur, bukan menonton televisi. Orang akan mudah tertidur ketika ruangan lebih dingin dibandingkan hangat. Karena itu, ciptakan ruangan yang sejuk.

Matikan lampu, karena otak lebih mudah mempersiapkan tubuh untuk tidur di ruangan gelap. Pastikan seprei selalu bersih. Bantal, guling, dan kasur juga harus nyaman agar kita bisa tidur nyenyak.

2. Atur waktu tidur dan bangun yang konsisten
Setiap orang punya jam biologis yang mencatat dan melacak pola tidur. Ketika tubuh punya pola tidur teratur, otak secara otomatis akan mengirim sinyal ke tubuh untuk rileks dan pergi tidur. Tubuh pun secara otomatis akan bangun ketika sudah cukup mendapatkan istirahat.

3. Jauhi obat tidur
Jauhi kafein dan nikotin di malam hari karena dapat mengganggu istirahat. Kafein adalah stimulan yang mengaktifkan otak, sedangkan nikotin mempercepat metabolisme, sehingga tubuh Anda tetap energik. Pilihlah susu atau cokelat hangat sebelum pergi tidur.


4. Olahraga teratur
Hindari olahraga berat dekat dengan waktu tidur karena peningkatan temperatur tubuh akan membuat Anda terus terjaga. Idealnya, olahraga dilakukan 4-6 jam sebelum pergi tidur. Supaya tetap sehat dan tidur nyenyak, gerakkan tubuh 20 menit sehari.

5. Turunkan suhu tubuh
Orang cenderung cepat jatuh tertidur ketika suhu tubuhnya menurun. Jadi, sebenarnya mandi air panas sebelum tidur justru tidak mempercepat tidur.

6. Jangan paksa diri untuk tidur.
Jika tak bisa tidur, coba keluar dari kamar dan lakukan sesuatu yang lama-kelamaan membuat Anda mengantuk. Contohnya menonton televisi, membaca, atau mendengarkan musik yang lembut. Segera kembali ke kamar ketika kantuk mulai menyerang.

7. Hindari tidur siang.
Tidur siang dapat mengganggu pola tidur Anda. Tidur siang menjamin Anda mendapatkan cukup istirahat hari itu, sehingga malam Anda jadi terjaga.



2.5 untuk mendapatkan tidur yang baik setiap malam
strategi tidur yang baik penting untuk dalam, tidur restoratif dapat mengandalkan, malam demi malam.
Langkah pertama untuk meningkatkan kualitas istirahat adalah mencari tahu berapa banyak tidur yang butuhkan Sedangkan persyaratan tidur sedikit berbeda dari orang ke orang, kebanyakan orang dewasa yang sehat membutuhkan setidaknya 8 jam tidur setiap malam berfungsi terbaik mereka.
Berikut adalah cara bagaimana mendapatkan tidur yang baik setiap malam :

Jauhkan jadwal tidur yang teratur
Mendapatkan kembali sinkron dengan siklus alam tidur-bangun tubuh Anda-Anda sirkadian ritme-adalah salah satu strategi yang paling penting untuk mencapai tidur yang baik. Jika Anda terus jadwal tidur yang teratur, tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, Anda akan merasa jauh lebih segar dan bersemangat daripada jika Anda tidur dengan jumlah yang sama jam pada waktu yang berbeda. Hal ini berlaku bahkan jika Anda mengubah jadwal tidur Anda dengan hanya satu atau dua jam.
Tetapkan waktu tidur yang teratur.
Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam.. Pilih waktu ketika Anda biasanya merasa lelah, sehingga anda tidak membuang dan berbalik. Cobalah untuk tidak mematahkan rutinitas di akhir pekan ketika Anda mungkin tergoda untuk tinggal sampai larut malam. Jika Anda ingin mengubah waktu tidur Anda, membantu tubuh Anda menyesuaikan dengan membuat perubahan secara bertahap setiap hari kecil, seperti 15 menit sebelumnya atau lambat setiap hari.
Bangun pada waktu yang sama setiap hari.
Jika Anda cukup tidur, Anda harus bangun alami tanpa alarm. Jika Anda memerlukan jam weker untuk bangun tepat waktu, Anda mungkin perlu mengatur tidur sebelumnya Seperti tidur Anda, cobalah untuk menjaga membangunkan biasa waktu bahkan pada akhir pekan.
Nap untuk menebus tidur yang hilang.
Jika Anda perlu membuat up untuk beberapa jam hilang, memilih untuk tidur siang daripada tidur terlambatStrategi ini memungkinkan Anda untuk melunasi hutang tidur Anda tanpa mengganggu ritme alami Anda tidur-bangun, yang sering menjadi bumerang dalam insomnia dan melemparkan untuk hari.
Jadilah pintar tentang tidur.
Sementara tidur siang dapat menjadi cara yang bagus untuk mengisi ulang, terutama untuk orang dewasa yang lebih tua, dapat membuat insomnia lebih buruk. Jika insomnia adalah masalah bagi Anda, pertimbangkan menghilangkan tidur siangJika Anda harus tidur siang, melakukannya di sore hari, dan membatasi untuk tiga puluh menit.
Setelah makan malam melawan kantuk.
Jika Anda menemukan diri Anda mendapatkan apa yang Anda mengantuk sebelum tidur, mendapatkan dari sofa dan melakukan sesuatu yang agak merangsang untuk mencegah jangan sampai tertidur, seperti mencuci piring, panggilan teman, atau mendapatkan pakaian siap untuk selanjutnya hari Jika Anda menyerah pada kantuk, Anda dapat membangunkan nanti di malam hari dan mengalami kesulitan untuk tidur kembali.
Menemukan jadwal tidur yang optimal Anda
Cari periode waktu (satu atau dua minggu harus dilakukan) ketika Anda bebas untuk bereksperimen dengan tidur yang berbeda dan waktu bangun. Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam dan biarkan diri untuk tidur sampai Anda bangun alamiTidak ada jam alarm! Jika Anda kurang tidur, mungkin memakan waktu beberapa minggu untuk sepenuhnya pulih. Tapi seperti Anda pergi ke tempat tidur dan bangun pada waktu yang sama, Anda akhirnya akan mendarat di jadwal tidur alami yang bekerja terbaik bagi Anda.

makalah Mekanisme Nyeri Pada Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat tidak bisa melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri).
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan. Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian rasa nyeri?
2. Apa sifat-sifat nyeri?
3. Apa saja macam-macam rasa nyeri?
4. Apa pengertian nyeri alih?
5. Jelaskan beberapa rasa nyeri klinis abnormal dan sensasi somatik lainnya?
6. Pengertian nyeri kepala?

1.3 Tujuan Masalah
Dari Rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian rasa nyeri.
2. M.engetahui sifat-sifat nyeri
3. Mengetahui macam-macam rasa nyeri dan mekanismenya.
4. Mengetahui pengertian nyeri alih.
5. Mengetahui beberapa rasa nyeri klinis abnormal dan sensasi somatik lainnya.
6. Mengetahui pengertian nyeri kepala dan jenisnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord
Secara umum keperawatan mendefinisikan nyeri sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada kapanpun individu mengatakannya
ISTILAH DALAM NYERI
• Nosiseptor : serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri
• Non-nosiseptor : serabut syaraf yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri
• Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yg individu ingin untuk dpt ditahan
• System nosiseptif : system yang teribat dalam transmisi dan persepsi terhadap nyeri
• Ambang nyeri : stimulus yg paling kecil yg akan menimbulkan nyeri

`2.2 SIFAT-SIFAT NYERI
• Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
• Nyeri bersifat subyektif dan individual
• Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
• Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
• Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
• Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
• Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
• Nyeri mengawali ketidakmampuan
• Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal



Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut:
• Nyeri bersifat individu
• Nyeri tidak menyenangkan
• Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
• Bersifat tidak berkesudahan

2.3 MACAM RASA NYERI SERTA KUALITASNYA
Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua rasa nyeri utama: rasa nyeri cepat dan rasa nyeri lambat. Bila diberikan stimulus nyeri, maka rasa nyeri cepat tim¬bul dalam waktu kira-kira 0,1 detik, sedangkan rasa nyeri lambat timbal setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadangkala bahkan beberapa menit. Dalam rangkaian penjelasan yang diberikan dalam bah ini, kita akan melihat bahwa jaras penjalaran untuk kedua macam rasa nyeri ini berbeda dan masing-masing mempunyai kualitas yang spesifik.
Rasa nyeri cepat juga digambarkan dengan ba¬nyak nama pengganti, seperti rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa nyeri elektrik. Jenis rasa nyeri ini akan terasa bila sebuah jarum ditusukkan ke dalam kulit, bila kulit tersayat pisau, atau bila kulit terbakar secara akut. Rasa nyeri ini juga akan terasa bila subjek mendapat syok elektrik. Rasa nyeri cepat, nyeri tajam tak akan terasa diseba¬bkan besar jaringan dalam dari tubuh.
Rasa nyeri lambat juga mempunyai banyak nama tambahan, seperti rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut, nyeri mual, dan nyeri kronik. Jenis rasa nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri dapat berlangsung lama, menyakitkan dan dapat menjadi penderitaan yang tak tertahankan. Rasa nyeri ini dapat terasa di kulit dan di hampir semua jaringan dalam atau organ.

2.4 RESEPTOR NYERI DAN RANGSANGANNYA
Seluruh reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas. Reseptor rasa nyeri yang terdapat di kulit dan jaringan lain semuanya merupakan ujung saraf bebas. Reseptor ini tersebar luas pada per¬mukaan superfisial kulit dan juga di jaringan dalam tertentu, misalnya periosteum, dinding uteri, permukaan sendi, dan folks serta tentorium tempurung kepala. Sebagian besar jaringan dalam lainnya tak begitu banyak dipersarafi oleh ujung saraf rasa nyeri; namun, setiap kerusakan jaringan yang luas dapat saja bergabung sehingga pada daerah tersebut akan timbul tipe rasa nyeri pegal yang lambat dan kronik.
a. Tiga stimulus yang merangsang reseptor rasa nyeri.
Pada umumnya, nyeri cepat diperoleh me¬lalui rangsangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh melalui ketiga jenis tersebut.
Beberapa zat kimia yang merangsang jenis nyeri kimiawi melalui bradikinin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik. Selain itu, prostaglandin dan substansi P meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya. Substansi kimia terutama penting untuk perangsangan lambat, jenis rasa nyeri yang menusuk yang terjadi setelah cedera jaringan.
b. Sifat nonadaptasi dari reseptor rasa.
Berbeda dengan kebanayakan reseptor sen¬sorik tubuh lainnya, reseptor rasa nyeri sedikit sekali beradaptasi dan kadang-kadang tidak beradaptasi sama sekali. Ternyata, pada beberapa kondisi, eksilasi serabut rasa nyeri menjadi semakin bertambah secara progresif, terutama pada rasa nyeri mual menusuk yang lambat, karena stimulus rasa nyeri berlangsung terus-menerus. Keadaan ini akan meningkatkan sen¬sitivitas reseptor rasa nyeri dan disebut hiperalgesia.
Kecepatan Kerusakan Jaringan sebagai Penyebab Rasa Nyeri
Pada umumnya nyeri akan terasa bila seseorang menerima panas dengan suhu di atas 45°C. Ini juga merupakan suhu di mana jaringan mulai mengalami kerusakan akibat panas, sebenarnya, jaringan akan seluruhnya rusak jika suhu menetap di atas nilai ini. Oleh karena itu, jelaslah sekarang bahwa rasa nyeri yang disebabkan oleh panas sangat erat hubungannya dengan kemampuan panas untuk merusak jaringan.
Selanjutnya, intensitas rasa nyeri juga berhubungan erat dengan kecepatan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh pengaruh lain selain panas – infeksi bakteri, iskemia jaringan, kontusio jaringan, atau oleh penyebab lainnya.

Iskemia jaringan sebagai penyebab timbulnya rasa.
Bila aliran darah yang menuju jaringan terhambat, maka dalam waktu beberapa me¬nit saja jaringan akan terasa nyeri sekali. Dan bila metabolisme jaringan makin cepat, maka rasa nyeri yang timbul akan semakin cepat pula. Contohnya, bila kita lingkarkan manset tekanan darah di sekeliling lengan atas dan selanjutnya dipompakan udara (in¬flasi) ke dalam manset sampai aliran darah arterinya berhenti, maka bila selanjutnya otot-otot dengan ba¬wah orang percobaan tersebut digerakkan, kadang-¬kadang dapat timbul nyeri otot yang hebat dalam waktu 15-20 detik. Bila otot tadi tak digerakkan, ma¬ka dalam waktu 3 sampai 4 menit tidak akan timbul rasa nyeri.
Diduga, salah satu penyebab timbulnya rasa nyeri pada keadaan iskemia adalah terkumpulnya sejumlah besar asam laktat dalam jaringan,

2.5 JARAS RANGKAP DUA UNTUK PENJALARAN SINYAL NYERI KE DALAM SISTEM SARAF PUSAT
Sekali pun semua reseptor merupakan ujung sera¬but saraf bebas, dalam menjalarkan sinyal rasa nyeri ke sistem saraf pusat ujung-ujung serabut ini menggunakan dua jaras yang terpisah. Kedua jaras ini pa¬ling sedikit berhubungan dengan dua tipe rasa nyeri yakni, jaras rasa nyeri tajam yang cepat dan jaras rasa nyeri lambat yang kronik.
SERABUT NYERI PERIFER-SERABUT “CEPAT” DAN “LAMBAT”.
Sinyal nyeri tajam yang cepat di¬rangsang oleh stimuli mekanik atau suhu; sinyal ini dijalarkan melalui saraf perifer ke medula spinalis oleh serabut-serabut kecil tipe AS pada kecepatan penjalaran antara 6 sampai 30 m/detik. Sebaliknya, tipe rasa nyeri lambat khususnya dirangsang oleh sti¬muli nyeri tipe kimiawi tetapi juga oleh stimuli me¬kanik dan suhu yang menetap; nyeri lambat kronik ini dijalarkan oleh serabut tipe C dengan kecepatan pen¬jalaran antara 0,5 sampai 2 m/detik.
Karena sistem persarafan rasa nyeri ini bersifat rangkap, maka stimulus rasa nyeri yang hebat dan da¬tangnya mendadak akan menimbulkan sensasi nyeri yang sifatnya “rangkap”: rasa nyeri tajam yang dija¬larkan ke otak oleh jaras serabut AS, yang selanjutnya akan diikuti oleh sedetik atau lebih rasa nyeri lambat yang dijalarkan oleh jaras serabut tipe C. Rasa nyeri tajam dengan cepat akan memberitahu penderita adanya suatu kerusakan dan, karena itu, membuat penderita untuk segera bereaksi memindahkan dirinya dari stimulus tadi. Sebaliknya, rasa nyeri lambat cende¬rung menjadi bertambah hebat dari waktu ke waktu. Sensasi ini akan menyebabkan seseorang menderita rasa nyeri yang tak tertahankan yang sifatnya terus¬ menerus dan lama.
Sewaktu memasuki medula spinalis dari radiks spinalis dorsalis, serabut rasa nyeri berakhir pada neuron-neuron di kornu dorsalis. Di sini, terdapat dua sistem untuk mengolah sinyal-sinyal rasa nyeri pada jalurnya ke otak.

2.6 SISTEM PENEKAN RASA NYERI (“ANALGESIA”) DALAM OTAK DAN MEDULA SPINALIS
Derajat reaksi seseorang terhadap rasa nyeri sa¬ngat bervariasi. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh kemampuan otak sendiri untuk menekan besar¬nya sinyal nyeri yang masuk ke dalam sistem saraf, yaitu dengan mengaktifkan sistem pengatur rasa nye¬ri, disebut sistem analgesia.
Sistem ini terdiri atas tiga komponen utama (ditam¬bah dengan komponen tambahan): (1) Area periakunduktus grisea dan periventrikular dari mesense¬falon dan bagian atas pons yang mengelilingi akua¬duktus Sylvius dan bagian yang berdekatan dengan ventrikel ketiga dan keempat. Neuron-neuron dari daerah ini akan mengirimkan sinyalnya ke (2) nu¬kleus rafe magnus, yang merupakan nukleus tipis di garis tengah yang terletak di bagian bawah pons dan bagian atas medula oblongata, dan nukleus retikularis paragigantoselularis yang terletak di sebelah lateral dari medula. Dari nuklei ini, sinyal-sinyal dijalurkan ke bawah kolumna dorsolatcrulis di medula spinalis menuju ke (3) kompleks penghambat rasa nyeri di dalam radiks dorsalis medula spinalis. Pada tempat ini, sinyal analgesia dapat menghambat sinyal rasa nyeri sebelum dipancarkan ke otak.
Ada beberapa bahan transmiter yang ikut terlibat dalam sistem analgesia; khususnya enkefalin dan se¬rotonin. Kebanyakan ujung serabut saraf yang berasal dari nuklei periventrikel dan area periakueduktal kelabu menyekresi enkefalin. Jadi, sebagian besar ujung-ujung serabut yang terdapat dalam nukleus rafe magnus melepaskan enkefalin. Ujung serabut-serabut yang ber¬asal dari nukleus ini tapi berakhir pada radiks dorsalis medula spinalis menyekresi serotonin. Sebaliknya, serotonin menyebabkan neuron-neuron lokal medula spinairs menyekresi enkefalin. Enkefalin dianggap dapat menimbulkan hambatan presinaptik dan hambatan postinaptik pada serabut-serabut nyeri tipe C dan tipe A di mana mereka bersinaps di kornu dor¬salis. Serabut ini mungkin mencapai inhibisi presi¬naptik dengan penghambatan saluran kalsium dalam membran ujung saraf. Penghambatan kalsium akan menghasilkan inhihisi presinaptik, karena ion kal¬siumlah yang menyebabkan pelepasan transmiter pa¬da sinaps. Selanjutnya, penghambatan tampaknya berlangsung lama karena setelah mengaktivasi sistem analgesia, maka analgesia seringkali berlangsung se¬lama bermenit menu bahkan berjam-jam.
Jadi, sistem analgesia ini dapat memblok sinyal nyeri pada tempat masuknya ke medula spinalis. Ter¬nyata, sistem ini juga dapat memblok sebagian besar refleks-refleks medula spinalis yang timbul akibat sinyal nyeri, khususnya refleks penarikan (withdrawal reflex.
Sistem analgesia ini mungkin juga dapat menghambat penjalaran rasa nyeri pada beberapa titik dalam jaras nyeri, khususnya nuklei retikula dalam batang otak dan nuklei intralaminar talami.
a.Penghambat penjalaran nyeri oleh sinyal sensorik taktil
Peristiwa lain yang penting dalam kisah pengaturan rasa nyeri adalah penemuan yang menjelaskan bahwa perangsangan serabut-serabut sensorik tipe A  yang berasal dari reseptor taktil di perifer, akan dapat menekan penjalaran sinyal nyeri. Efek ini di¬duga merupakan akibat dari jenis inhibisi lateral se¬tempat. Hal ini dapat menjelaskan mengapa gerak¬an-gerakan yang sederhana saja, seperti tindakan menggaruk kulit dekat daerah yang nyeri seringkali efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Dan hal ini mungkin juga dapat menjelaskan mengapa obat¬-obat gosok seringkali berguna untuk mengurangi rasa nyeri. Mekanisme ini dan tindakan perangsang¬an psikogenik yang berurutan pada sistem analgesia pusat mungkin juga merupakan dasar proses menghilangkan rasa nyeri dengan akupunktur.
b. Pengobatan Rasa Nyeri dengan Perangsangan Listrik
Telah dikembangkan beberapa tindakan klinik guna menekan rasa nyeri, yaitu dengan merangsang serabut-serabut saraf sensorik besar dengan listrik, Elektroda perangsangnya ditempatkan pada suatu daerah kulit yang dipilih atau pada kesempatan lain, elektroda perangsang ini ditanam pada medulla spinalis untuk merangsang kulumna sensorik dor¬salis.
Pada beberapa penderita, dengan metode stereotaksik dilakukan penempatan suatu elektroda ke da¬lam nuklei intralaminar talamus atau pada area paraventrikular atau periakuaduktal diensefalon. Dengan demikian penderita akhirnya dapat menga¬tur seberapa besar rangsangan yang diberikan. Ter¬nyata, dilaporkan bahwa tindakan ini dapat meng¬hilangkan rasa nyeri secara dramatis. Juga, rasa nyeri itu akan hilang, seringkali setelah 24 jam se¬jak pemberian rangsangan selama beberapa menit.

2.7 NYERI ALIH (REFERRED PAIN)
Seringkali seseorang merasakan nyeri di bagian tubuh yang letaknya jauh dari jaringan yang menye¬babkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini disebut nyeri alih. Biasanya nyeri ini mula-mula timbul di dalam salah satu organ viseral dan dialihkan ke suatu daerah di permukaan tubuh. Juga, nyeri ini mungkin dialihkan ke daerah dalam tubuh yang tidak tepat betul dengan daerah organ yang menimbulkan nyeri. Pengetahuan mengenai bermacam-macam nyeri alih ini sangat ber¬guna dalam diagnosis klinik penyakit, sebab banyak penyakit viseral yang tak memberikan gejala klinik apa pun selain nyeri alih.
Mekanisme Nyeri Alih. terdapat ca¬bang-cabang serabut nyeri viseral bersinaps dengan neuron kedua dalam medula spinalis, neuron kedua ini menerima serabut nyeri yang berasal dari kulit. Bila serabut nyeri viseral terangsang, maka sinyal nyeri yang berasal dart visera selanjutnya akan dija¬larkan melalui beberapa neuron yang sama yang juga menjalarkan sinyal nyeri yang berasal dari kulit, dan akibatnya orang itu akan merasakan sensasi yang benar-benar berasal dari daerah kulit.

2.8 NYERI VISERAL
Dalam diagnosis klinik, rasa nyeri yang berasal dan bermacam-macam organ visera dalam abdo¬men dan dada merupakan salah satu kriteria yang dapat dipakai untuk mendiagnosis peradangan vi¬sera, penyakit dan kelainan lain dari visera. Pada umumnya, visera tidak mempunyai reseptor-resep¬tor sensorik untuk modalitas sensasi lain kecuali un¬tuk rusa nyeri. Juga, dalam beberapa aspek yang penting rasa nyeri viseral berbeda dengan rasa nyeri yang berasal dari permukaan tubuh.
Salah satu perbedaan penting antara rasa nyeri permukaan dan rasa nyeri viseral adalah walaupun organ visera mengalami kerusakan yang berat ja¬rang mencetuskan rasa nyeri yang hebat. Contohnya, seorang ahli bedah dapat memotong seluruh usus menjadi dua potong pada seorang penderita yang tetap sadar tanpa menimbulkan rasa nyeri yang cukup berarti. Sebaliknya, setiap stimulus yang menimbulkan perangsangan digus pada ujung serabut nyeri organ visera (viskus) akan menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat. Contohnya, keadaan iskemia yang disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah ke daerah usus yang luas, pada saat yang sama akan dapat merangsang serabut nyeri yang difus dan menimbulkan rasa nyeri yang ekstrem.
1. Penyebab Rasa Nyeri Viseral yang Murni
Setiap stimulus yang dapat merangsang ujung serabut nyeri yang terdapat di daerah visera yang luas dapat menimbulkan rasa nyeri viseral. Bebera¬pa stimulus mencakup keadaan iskemia jaringan viseral, kerusakan akibat bahan kimia pada per¬mukaan visera, spasme otot polos pada organ perut yang berlubang, peregangan organ isi perut/viskus, atau teregangnya ligamen.
Pada dasarnya, semua nyeri viseral yang murni dalam ruang toralis dan ruang abdomen dijalarkan melalui serabut saraf sensorik yang berjalan dalam saraf otonom, terutama saraf simpatis. Serabut-sera¬but ini adalah serabut kecil tipe C, dan oleh karena itu, hanya dapat menjalankan rasa nyeri tipe pegal¬ pedih-kronik.
ISKEMIA. Iskemia menyebabkan nyeri viseral dengan cara yang tepat sama seperti timbulnya rasa nyeri di jaringan lain, hal ini mungkin karena terbentuknya produk akhir metabolik yang asam atau produk yang dihasilkan oleh jaringan degeneratif, seperti bradikinin, enzim proteolitik, atau bahan lair, yang merangsang ujung serabut nyeri.
STIMULUS KIMIA. Pada suatu saat, bahan-ba¬han yang rusak keluar dari traktus gastrointestinal maruk ke dalam rongga peritoneum. Contohnya, asam proteolitik getah lambung seringkali dapat keluar dari lambung yang robek atau dari tukak duodeni. Getah ini kemudian akan menyebabkan tercernanya peritoneum viseral, dan selanjutnya akan merangsang daerah serabut nyeri yang sangat luas. Rasa nyeri yang timbul biasanya hebat.
SPASME ORGAN VISERA YANG BERLOBANG. Spasme usus, kandung empedu, saluran empedu, ureter, atau setiap organ isi perut yang berlobang akan menimbulkan rasa nyeri yang mungkin dise¬babkan oleh terangsangnya ujung serabut nyeri se¬cara mekanis. Atau mungkin disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot yang dibarengi dengan naiknya kebutuhan nutrisi otot sewaktu pro¬ses metabolisme. Jadi, mungkin akan timbul keada¬an iskemia yang relatif dan keadaan ini akan me¬nimbulkan rasa nyeri yang hebat. Sering rasa nyeri yang timbul akibat spasme organ visera dicetuskan dalam bentuk kram, rasa nyeri Ann menghebat dan selanjutnya akan menghilang, proses ini akan ber¬langsung secara ritmis yang timbulnya setiap bebe¬rapa menit sekali. “Timbulnya rangkaian irama di¬sebabkan oleh kontraksi otot polos secara ritmis. Contohnya, keadaan kram ini akan timbul setiap kali ada gelombang peristaltik menjalar melalui usus yang spastik. Rasa nyeri tipe kram seringkali timbul pada penyakit gastroenteritis, konstipasi, menstruasi, persalinan, kelainan kandung empedu, atau obstruksi ureter.
2. Pengembanan berlebihan pada organ visera.
Organ visera yang mengem¬bang berlebihan juga akan menimbulkan rasa nyeri, ini mungkin disebabkan oleh jaringan itu sendiri yang terlalu tertuang. Keadaan mengembang yang berlebihan dapat juga mengempiskan pembuluh--pembuluh darah yang mengelilingi organ visera atau yang melalui dinding organ visera, jadi mung¬kin memacu timbulnya rasa nyeri iskemia.
3.Organ Visera yang Tidak Sensitif
Sebagian kecil daerah organ visera ada yang hampir sama sekali tak peka terhadap setiap macam rasa nyeri. Dengan ini meliputi daerah-daerah pa¬renkim hati dan alveoli paru. Ternyata kapsul hati sangat peka terhadap trauma langsung dan peregangan, dan saluran empedu juga peka terhadap rasa nyeri. Dalam paru-paru, walaupun alveoli tidak sensitif, ternyata baik bronki maupun pleura parientalis sangat sensitif terhadap rasa nyeri.
4. Nyeri Parietal Akibat Kerusakan Visera
Sebagai tambahan pada nyeri viseral yang murni, beberapa sensasi nyeri juga dijalarkan dari visera melalui serabut saraf nonviseral yang mem¬persarafi peritoneum parietalis, pleura, atau perikar¬dium.
Bila suatu penyakit mempengaruhi organ vi¬sera, seringkali proses penyakit itu menyebar ke peritoneum parietal, Pleura, atau perikardium. Permukaan parietal ini, seperti kulit, persarafannya ba¬nyak sekali yang berasal dari saraf-saraf spinal, bukan dari saraf-saraf simpatis. Karena itu, rasa nyeri yang berasal dari dinding parietal organ viseral seringkali menusuk. Untuk menegaskan perbedaan antara rasa nyeri dan nyeri viseral yang murni adalah sebagai berikut: irisan pisau yang melalui peritoneum parietal terasa sangat nyeri, tetapi bila dilakukan irisan yang serupa melalui peri¬toneum viseral atau melalui dinding usus ternyata tak begitu nyeri.
Dengan alasan-alasan tertentu, nyeri yang ber¬asal dari bermacam-macam visera sukar diloka¬lisasikan. Pertama, otak mula-mula tak tahu organ internal mana yang terangsang karena baru pertama kali mengalami, karena itu setiap rasa nyeri yang berasal dari bagian dalam akan dilokalisasi secara umum saja. Kedua, sensasi yang berasal dari abdo¬men dan toraks akan dijalarkan melalui dua jaras menuju sistem saraf pusat jaras viseral murni dan jaras parietal. Nyeri viseral murni dijalarkan mela¬lui serabut-serabut sensorik sarat otonom (simpatis maupun parasimpatis), dan sensasinya akan dialihkan ke daerah permukaan tubuh yang seringkali jauh, dari organ yang menimbulkan rasa nyeri.
Sebaliknya, sensasi perietal yang dijalarkan langsung ke dalam saraf-saraf spinal setempat ber¬asal dari peritoneum parietalis, pleura, atau perikar¬dium, dan sensasi ini biasanya dilokalisasikan tepat di atas daerah yang menimbulkan nyeri.

2.9 BEBERAPA RASA NYERI KLINIS ABNORMAL DAN SENSASI SOMATIK LAINNYA
1. Hiperalgesia
Suatu jaras nyeri kadang-kadang menjadi se¬makin mudah dirangsang; ini menuju ke suatu kea¬daan hiperalgesia, yaitu suatu keadaan hipersensitif terhadap rasa nyeri. Penyebab pokok dari hiperal¬gesia adalah (1) karena reseptor nyeri sendiri yang sangat peka, disebut hiperalgia primer, dan (2) adanya fasilitasi pada penjalaran sensorik, yang di¬sebut hiperalgesia sekunder.
Contoh untuk keadaan hiperalgesia primer ada¬lah keadaan sensitivitas ekstrem pada kulit yang ter¬bakar sinar matahari; ini diduga akibat sensitisasi rasa nyeri yang diakhiri oleh produk jaringan lokal yang terbakar-bisa histamin, bisa prostaglandin, bisa juga yang lainnya. Hiperalgesia sekunder se¬ringkali disebabkan oleh jejas pada medula spinalis atau talamus. Beberapa keadaan ini akan dibicarakan pada bagian selanjutnya.
2. Sindrom Talamikus
Adakalanya cabang posterolateral arteri serebri posterior, yaitu arteri kecil yang memasok bagian posteroventral ralamus, dapat mengalami sumbatan akibat trombosis, sehingga nukleus yang ada di dae¬rah talamus ini akan berdegenerasi, sedangkan nu¬kleus medial dan anterior talamus tetap utuh. Pen¬derita akan mengidap serangkaian kelainan sebagai berikut: Pertama, hampir sebagian besar sensasi sisi tubuh yang berlawanan akan hilang, karena nukleus pemancarnya rusak. Kedua, gejala ataksia (ketidak¬mampuan mengatur gerakan tubuh secara tepat) mungkin akan lebih jelas, akibat hilangnya sinyal posisi dan sinyal kinestetik yang secara normal di¬pancarkan dari talamus menuju korteks. Ketiga, se¬telah beberapa minggu sampai beberapa bulan. pe¬nerimaan sensorik pada tubuh yang berlawanan akan kembali pulih, tapi biasanya untuk menimbul¬kan keadaan ini dibutuhkan stimulus yang kuat. Bila sampai timbul sensasi, sensasi yang timbul akan dilokalisasikan dengan tidak tepat, hampir se¬lalu nyeri sekali, kadangkala terasa menusuk, sesuai dengan tipe stimulus yang diberikan pada tubuh. Keempat, penderita cenderung merasakan banyak sekali sensasi afektif yang merupakan perasaan tak menyenangkan yang ekstrem, atau kadangkala, perasaan senang yang ekstrem yang emosional.
Nukleus medialis talamus tak dirusak oleh ada¬nya trombosis dalam arteri. Ada anggapan bahwa pada sindrom talamikus, nukleus medialis ini men¬jadi mudah terangsang dan kepekaan jaras rasa nyeri kronik paleospinotalamikus yang menjalarkan nyeri dan menyebabkan banyak persepsi afektif se¬kunder akan meningkat.

3. Herpes Zoster (Shingles)
Adakalanya virus herpes menginfeksi ganglion radiks dorsalis. Normalnya penyebab nyeri yang parah pada seamen dermatom ini ditimbulkan oleh ganglion, jadi nyeri yang timbul merupakan tipe segmental yang mengelilingi setengah badan. Pe¬nyakit ini dikenal sebagai herpes zoster atau “shin-les” karena adanya erupsi seperti yang dije¬laskan di bawah.
Penyebab rasa nyeri diduga adalah perangsang¬an SCI-SCI neuron dalam ganglia radiks dorsalis oleh infeksi virus. Selain sebagai penyebab rasa nyeri, virus dibawa oleh sitoplasma neuron untuk menga¬lir keluar melalui akson perifer ke ujung-ujung kutaneusnya. Di sini virus menyebabkan ruam-ruam yang menjadi vesikel dalam waktu beberapa hari, dan dalam beberapa hari kemudian menjadi kusta, semua ini terjadi dalam daerah dermatom yang dipersarafi oleh radiks dorsulis yang terinfeksi.
4. Tic Douloureux
Pada beberapa orang, dapat terjadi nyeri seperti tertusuk pada salah satu sisi wajah di daerah (seba¬gian daerah) distribusi serabut sensorik saraf kelima atau kesembilan; fenomena ini disebut tic doulou¬reux (atau neuralgia trigeminal atau neuralgia glosofaringeal). Nyeri ini terasa seperti kejutan listrik yang mendadak, dan mungkin timbul hanya selama beberapa detik pada saat itu atau mungkin juga te¬rasa terus-menerus. Seringkali, nyeri ini timbul di daerah picu yang sangat sensitif pada permukaan wajah, mulut, atau di tenggorokan-hampir selalu oleh stimulus mekanoreseptif daripada oleh stimu¬lus rasa nyeri. Contohnya, bila seorang penderita mengunyah segumpal makanan, sewaktu makanan itu menyentuh tonsil, mungkin akan timbul nyeri seperti tertusuk yang hebat di bagian mandibular saraf kelima.
Biasanya nyeri pada tic doulourenx dapat di¬blok dengan cara memotong saraf perifer daerah yang hiperscnsitif. Cabang sensorik saraf kelima se¬ringkali dipotong tepat di bawah kranium, di mana pada tempat itu dapat dipisahkan radiks motorik dan radiks sensorik dari saraf kelima, sehingga ba¬gian motoriknya, yang dibutuhkan untuk gerakan rahang akan terlindung sedangkan elemen sensoriknya akan rusak. Operasi ini akan mengaki¬batkan separuh wajah mengalami anestetik; dan ke¬adaan ini mungkin akan mengganggu penderita. Selanjutnya, kadangkala operasi ini tak berhasil; yang berarti bahwa jejas yang menyebabkan nyeri berada pada nukleus sensorik dibatang otak dan bukan di saraf perifer.
5. Sindrom Brown-Sequard
Bila dilakukan pemotongan seluruh medula spi¬nalis, maka seluruh sensasi dan fungsi motorik di bagian distal segmen yang dipotong akan terblok, tapi bila pemotongan tadi hanya dilakukan pada salah satu sisi medula spinalis saja, maka timbul sindrom Brown-Sequard. Selanjutnya akan timbul akibat-akibat dari tindakan transeksi tadi, dan hal ini dapat diramalkan dengan mempelajari jaras sera¬but-serabut medula spinalis. Semua fungsi motorik pada semua segmen di bawah tempat transeksi pada sisi yang sama akan diblok. Pada sisi pemotongan ha¬nya beberapa modalitas sensasi yang hilang, dan yang lainnya hilang pada sisi yang berlawanan. Sensasi rasa nyeri, panas, dan dingin-sensasi yang disampaikan oleh jaras spinotalamikus akan hi¬lang pada sisi tubuh yang berlawanan, yakni pada semua dermatom dari segmen kedua sampai ke¬enam di bawah tempat transeksi. Sebaliknya, sen¬sasi-sensasi yang hanya dijalarkan pada kolumna dorsalis dan kolumna dorsolateralis yaitu, sensasi kinestetik dan sensasi posisi, sensasi vibrasi, sensasi lokalisasi yang tersebar, dan diskriminasi dua¬ titik akan hilang pada sisi transeksi, yakni semua dermatom di bawah tingkat transeksi. Pada sisi transeksi, rasa raba akan terganggu karena jaras
utama untuk penjalaran perabaan halus, yakni kulumna dorsalis, telah terpotong. Namun “pera¬baan kasar”, yang kurang dilokalisasi, tetap utuh karena penjalarannya adalah pada traktus spino¬taamikus sisi yang lainnya.

2.10 NYERI KEPALA
Nyeri kepala merupakan nyeri alih pada permu¬kaan kepala yang berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkan oleh stimulus nyeri yang berasal dari dalam kra¬nium, tapi yang lainnya mungkin juga dari luar kranium, misalnya dari sinus nasalis.
a. Nyeri Kepala yang Asalnya Intrakranial
1. Daerah-daerah sensitive pada tempurung.
Olak sendiri hampir seluruhnya tak peka terhadap nyeri. Bahkan pemotongan atau perang¬sangan listrik pada daerah somatosensorik korteks hanya kadang-kadang saja menimbulkan nyeri; ma¬lahan bila daerah sensorik korteks dirangsang akan timbul rasa taktil di bagian kaki dan parestesia se¬perti tertusuk jarum pada daerah tubuh. Oleh karena itu, ada kecenderungan bahwa sebagian besar nyeri kepala tidak disebabkan oleh kerusakan dalam otak itu sendiri.
Sebaliknya, tegangan pada sinus venosus se¬kitar otak, kerusakan tentorium, atau regangan pada dura di basis otak dapat menimbulkan rasa nyeri hebat yang dikenal dengan nyeri kepala. Juga, hampir setiap macam trauma, cedera (crushing), atau stimulus regangan terhadap pembuluh darah, selaput otak dapat menimbulkan nyeri kepala. Struktur yang sensitif adalah arteri meningea media, dan para ahli hendaknya secara hati-hati menganes¬tesi arteri ini pada waktu operasi otak dengan anes¬tesi lokal.
2. daerah-daerah kepala tempat peralhan nyeri kepala internal.
Perangsangan reseptor rasa nyeri pada tempurung intrakranial di atas tentorium, meliputi bagian atas tentorium itu sendiri, akan menimbulkan impuls pada saraf ke¬lima, sehingga akan menimbulkan nyeri kepala alih di separuh bagian depan kepala pada darah yang diinervasi nervus kranialis kelima.
Sebaliknya, impuls nyeri yang berasal dari ba¬gian bawah tentorium akan memasuki sistem saraf pusat terutama melalui saraf servikal kedua, saraf glosofaringeal, dan saraf vagus, yang juga mengi¬nervasi kulit kepala di belakang telinga. Oleh kare¬na itu, stimulus nyeri yang berasal dari daerah sub¬tentorial akan menimbulkan “nyeri kepala oksipital” yang akan dialihkan ke bagian posterior kepa¬la.
b. Nyeri Kepala Ekstrakranial
1. Nyeri kepala akibat spasme otot.
Kete¬gangan emosi seringkali akan menyebabkan spasme otot, khususnya otot-otot yang melekat pada kulit kepala dan otot-otot leher yang melekat pada ok¬siput, dan ada anggapan bahwa keadaan ini merupa¬kan penyebab umum dad timbulnya nyeri kepala. Diduga nyeri akibat spasme otot-otot kepala ini akin dialihkan ke daerah kepala yang lebih dalam, sehingga nyeri kepala yang timbul sama seperti jenis nyeri kepala akibat les intrakranial.
2. Nyeri kepala akibat iritasi hidung dan sruktur-sruktur sekitar
hidung.
Mukosa membran hidung serta semua sinus nasalis sensitif terhadap rasa nyeri, namun tak begitu hebat. Walau¬pun demikian, infeksi atau proses iritasi pada dae-rah hidung yang luas biasanya bergabung dan menimbulkan, nyeri kepala yang akan dialihkan ke daerah belakang mata atau, seperti pada infeksi sinus frontalis, nyeri akan dialihkan ke permukaan frontal dahi dan kulit kepala. Juga, nyeri yang berasal dari sinus bagian bawah-misalnya sinus maksilaris ¬dapat terasa di wajah.
3. Nyeri kepala akibat kelanan mata.
Ke¬sulitan seseorang untuk memfokuskan mata agar timbul penglihatan yang jelas akan menimbulkan kontraksi yang berlebihan pada otot-otot, siliaris. Walaupun otot-otot ini sangat kecil, kontraksi tonik pada otot-otot ini diduga akan menimbulkan nyeri kepala di daerah retro-orbital. Juga, usaha mem¬fokuskan mata secara berlebihan dapat menimbul¬kan refleks spasme berbagai otot fasial dan otot ekstraokular, yang mungkin menimbulkan nyeri ke¬pala.
Nyeri kepala tipe kedua yang berasal dari mata dapat timbul bila mata terpapar cahaya secara ber¬lebihan, terutama sinar ultraviolet. Melihat matahari atau bunga api (arc-welder) selama beberapa detik saja mungkin akan menimbulkan nyeri kepala yang berlangsung 24 sampai 48 jam lamanya. Kadang¬kala nyeri kepala timbul karena iritasi konjungtiva oleh bahan “aktin”, dan nyeri yang timbul akan di¬alihkan ke daerah permukaan kepala atau ke daerah retro-orbital. t3agaimanapun, pemusatan sinar yang banyak dari busar (arclbunga api) atau dari sinar matahari pada retina dapat membakar retina, dan keadaan ini akan menimbulkan nyeri kepala.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari pembahasan makalah ini adala sebagai berikut:
1. Makna rasa nyeri. Rasa nyeri terutama merupakan makanisme pertahanan tubuh.
2. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi, Nyeri bersifat subyektif dan individual, Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah, Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien, Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya, Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis, Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan, Nyeri mengawali ketidakmampuan, Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal.
3. Rasanyeri dapat dibagi menjadi dua rasa nyeri utama: rasanyeri lambat dan rasa nyeri cepat.
4. Nyeri Alih (REFERRED PAIN) adalah rasa nyeri di bagian tubuh yang letaknya jauh dari jaringan yang menyebabkan rasa nyeri.
5. Ada beberapa rasa nyeri klinis abnormal dan sensasi somatik lainnya antara lain: 1, sindrom talamikus 2, herpes zoster (shingles) 3, tic douloureux 4, sindrom brown-sequard.
6. Nyeri lepala merupakan nyeri alih pada permukaan kepala yang berasal dari struktur bagian dalam. Sebagian besar nyeri kepala disebabkanoleh stimulus nyeri yang berasal dari kranium, tapi yang lainnya mungkin juga dari luar kranium, misalnya dari sinus nasalis.


DAFTAR PUSTAKA


Guyton & Hall, 1997 Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: EGC

Guiton, Artur C.1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

makalah fisiologi pencernaan

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Fisiologi adalah mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Tubuh terbentuk atas atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanankan. Fisiologi sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ. Rongga mulut, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar, rectum dan anus. Semua sistem pencernaan itu akan bekerja sesuai dengan tugasnya, namun tetap saling berkaitan untuk mencerna semua makanan yang masuk ke tubuh.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari sistem pencernaan?
2. Apa fungsi sistem pencernaan?
3. Bagaimana gambaran garis besar dari saluran pencernaan?
4. Apa saja organ-organ yang terdapat dalam system pencernaan?

C. Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian dari sistem pencernaan.
2. Apa fungsi sistem pencernaan.
3. Gambaran garis besar dari saluran pencernaan.
4. Organ-organ yang terdapat dalam sistem pencernaan.

D. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Bagi lembaga, dapat menambah referensi perpustakaanSTIKES PEMKAB JOMBANG, khususnya dalam hal pengetahuan fisiologi pencernaan manusia.
2. Bagi mahasiswa, hasil penulisan makalah ini dapat berfungsi sebagai pengetahuan yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami tentang fisiologi pencernaan manusia.
3. Bagi masyarakat, hasil penulisan makalah ini dapat memberi pengetahuan tentang fisiologi pencernaan manusia.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. System pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular panjang yang memrentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pancreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut saluran grastrointestinal.
Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaan normal.

2.2 Fungsi Sistem Pencernaan
Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan(menelan).
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

2.3 Gambaran Besar Saluran Pencernaan
2.3.1 Dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia.
a. Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan.
1) Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi. Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari dari epithelium skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlinndungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium kolumnar simple dengan sel goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodular limfe, dan bebrapa jenis kelenjar.
3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos longitudinal luar.
b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang disebut pleksus meissner (pleksus submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.
c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan longitudinal luar. Konstraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran. Konstraksi ini mengakibatkan gelombang peristalsis yang meenggerakkan isi saluran kea rah depan.
1) Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esophagus attas, serta otot polos pada saluran selanjutnya.
2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan ganglion parasimpatis, terletak diantara lapisan otot sirkular ddalam longitudinal luar.
d. Serosa(adventisia), lapisan keempat dan paling luar yang disebut juga peritoneum viseral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epithelium skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epithelium skuamosa dan menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitarna area tersebut disebut sebagai adventisia.
2.3.2 Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane erosa terlebar dalam tubuh.
a. Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
b. Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubungkan ke peritoneum parietal oleh berbagai lipatan.
c. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara visceral dan peritoneum parietal.
d. Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda yang merefleks balik dari peritoneum visceral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke dinding abdominal belakang. Pembuluh darah limfatik, dan saraf terletak dalam lipatan peritoneal.
1) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat pada duodenum, lambung dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperrti celemek di atas usus.
2) Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari hati.
3) Mesokolon melekatnya kolon ke dinding abdominal belakang.
4) Ligamen falsimoris melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan difragma.
e. Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya disebut retroperitoneal (di belakang peritoneum). Yang termasuk retroperitoneal antara lain; pankreas, duodenum, ginjal, rectum, kandung kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan.

2.4 Organ-Organ Sistem Pencernaan
2.4.1 Rongga Oral, Faring Dan Esofagus
a. Rongga oral
Rongga oral adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ asesoris yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) yang terletak di antara gigi, dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah dibagian bawah, dan orofaring di bagian belakang.
b. Faring
Faring atau tekak terletak di belakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan). Faring berupa saluran yang berbentuk kerucut dari bahan membrane berotot (muskulo membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai diketinggian vertebra servikal keenam, yaitu ketinggin tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan usofagus. Dalam faring ini terjadi proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju esofagus.
c. Esofagus(kerongkongan)
Esophagus adalah tuba muscular, panjangnya sekitar 25 cm dan berdiameter 2,54 cm. esofagus berawal pada area laringofaring, melewati difragma dan hiatus esophagus (lubang) pada area sekitar vertebra toraks kesepuluh, dan membuka kearah lambung.
Fungsi esophagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis. Mukosa esophagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus.

2.4.2 Lambung
Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
a. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esophagus dan lambung.
b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esophagus.
c. Badan lambung adalah bagian yang terilatasi di bawah fundus, yang membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi meial badan lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil: tepi lateral badan lambung yang konveks disebut kurvatur besar.
d. Bagian pylorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke duodenum. Antrum pylorus mengarah ke mulut pylorus yang dikelilingi sfinger pylorus muscular tebal.
Lambung berfungsi diantaranya dalah sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim, memproduksi kimus dan mucus, factor intrinsic (menghasilkan vitamin B12), disgesti protein, dan absorpsi.

2.4.3 Usus Halus
Gambaran umum mengenai usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pylorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3-5 m. Secara umum proses pencernaan dalam tubuh adalah dimulaidari lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Fungsi usus halus adalah diantaranya secara selektif mengabsorpsi produk digesti, usus halus juga mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pancreas serta dibantu empedu dalam hati.

2.4.4 Pankreas
Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
• Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
• Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung

2.4.5 Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

2.4.6 Kandung Empedu dan saluran Empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
• Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
• Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol

2.4.7 Usus Besar
Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian nutrient telah dicerna dan di absorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Usus besar tidak memiliki vili, plicae cilculares (lipatan sirkular) dan diameternya lebih lebar, panjantnya lebih pendek, dan daya renggangnya lebih besar disbandingkan usus halus. Usus besar terdiri dari sekum (kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal), kolon (kolon asenden, kolon tranversa, kolon desenden), rectum (bagian saluran dengan panjang 12-13cm, yang berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
Usus besar berfungsi diantaranya adalah:
1. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
2. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormone pencernaan.
3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.
4. Usus besar juga mengekskresi sisa dalam bentuk feses.

2.4.8 Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam bab 2 makalah ini, maka kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Pengertian dari sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.
2. Pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaan normal.
3. Fungsi utama dari sistem pencernaan ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut: (1) ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut, (2) pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan), (3) peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan, (4) digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung, (5) absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh, (6) egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
4. Gambaran Besar Saluran Pencernaan adalah terdiri dari (1) dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia, (2) Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane erosa terlebar dalam tubuh.
5. Organ-organ system pencernaan adalah Rongga Oral, Faring Dan Esofagus, lambung, usus halus, pancreas, hati, kandung empedu, usus besar, rectum dan anus.

3.2 Saran
Diharapkan kepada para perawat dan pelaku yang bekerja di bidang kesehatan untuk benar-benar memahami tentanf fisiologi pencernaan pada manusia. Agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam hal penyimpulan asumsi terhadap yang keluhan pasien yang bermasalah dengan sistem pencernaan.























DAFTAR PUSTAKA


Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan. (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gray1045.png. (diakses tanggal 14 Desember 2010).
Fisiologi Sistem Pencernaan. (Online). http://medicastore.com/nutracare/isi_enzym.php. (diakses tanggal 14 Desember 2010).
Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia. (Online). http://www.anneahira.com/fisiologi-sistem-pencernaan-manusia.htm. (diakses tanggal 14 Desember 2010).
P. Evelyn , C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
S. Ethel. W. palupi (ed). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran.

makalah penyusunan kode etik keperawatan di indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material dan mental spiritual untuk mahluk insani dalam wilayah Republik Indonesia, maka kehidupan profesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.
Warga Keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi klien (individu keluarga kelompok dan masyarakat), oleh karenanya pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu berdasarkan kepada cita-cita yan luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna, kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada klien, cakupan tanggung jawab perawat Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan yang kesemuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayanan yang paripurna.
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna para perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memadai serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh.
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, Bangsa dan Tanah Air, Persatuan Perawat Nasional Indonesia menyadari bahwa Perawat Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan pada UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab.

1.2 Rumusan masalah
Sesuai dengan topik yang kami bahas ,maka kami memutuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa Pengertian Kode Etik?
2.      Apakah Fungsi Kode Etik Perawat?
3.      Bagaimana Tujuan Kode Etik Keperawatan?
4.      Apa isi Kode Etik Keperawatan Indonesia?

1.3  Tujuan Masalah
Dalam makalah ini tidak terlepas dari tujuan pembahasan.Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk Mengetahui Dari Apa Pengertian Kode Etik.
2.      Untuk Mengetahui Dari Apakah Fungsi Kode Etik Perawat.
3.      Untuk Mengetahui Bagaimana Tujuan Kode Etik Keperawatan.
4.      Untuk Mengetahui Dari Apa Isi Kode Etik Keperawatan Indonesia.
 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
2.2 Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status profesional dengan cara sebagai berikut:
1.Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2.Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.
3.Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4.Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

2.3 Tujuan Kode Etik Keperawatan antara lain :
1.Menginformasikan kepada masyarakat mengenai standar minimum profesi dan membantu mereka memahami perilaku keperawatan profesional.
2.Memberikan tanda komitmen profesi kpd masy yg dilayani.
3.Menguraikan garis besar pertimbangan etik utama profesi.
4.Memberikan pedoman umum untuk perilaku profesional.
5.Membantu profesi dalam pengaturan-diri.
6.Mengingatkan perawat mengenai tanggung jawab khusus yg mereka pikul saat merawat klien.

2.4 Penyusunan Kode Etik Keperawatan Indonesia :
2.4.1 Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
a.Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b.Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c.Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas.
d.Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2.4.2 Tanggung jawab terhadap tugas
a.Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b.Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c.Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d.Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
e.Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
2.4.3 Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya
a.Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b.Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
2.4.4 Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan
a.Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b.Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c.Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
d.Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
2.4.5 Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara
a.Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b.Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
           Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status profesional. AdapunTujuan Kode Etik Keperawatan antara lain, menginformasikan kepada masyarakat mengenai standar minimum profesi dan membantu mereka memahami perilaku keperawatan profesional, memberikan tanda komitmen profesi kpd masy yg dilayani, menguraikan garis besar pertimbangan etik utama profesi, memberikan pedoman umum untuk perilaku profesional, membantu profesi dalam pengaturan-diri, mengingatkan perawat mengenai tanggung jawab khusus yg mereka pikul saat merawat klien.
Secara garis besar Kode Etik Keperawatan Indonesia meliputi: Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat, Tanggung jawab terhadap tugas, Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan, Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara.
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini kami memberi sedikit saran yang semoga bias bermanfaat kode etik indonesia bagi kita semua.
1.hendaknya kita mempelajari Kode Etik Indonesia agar mengetahi tentang pengertian, fungsi,  tujuan dan sebagaiannya.
2.Bagi kita semua yang telah membaca makalah ini,hendaknya bisa mengetahui tentang Kode Etik Indonesia.
3.Dan khususnya mahasiswa lain,kami harap bisa meneliti lebih lanjut tentang Kode Etik Indonesia dan menyempurnakan makalah ini.


                                                        DAFTAR PUSTAKA