kursor

iNi DiA..!!!!!

iNi DiA..!!!!!
ciiiLuuK baaaa...!!!!

Minggu, 16 September 2012

ASUHAN KEPERAWATAN BATU SALURAN KEMIH

BAB I
PEDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara garis besar , hewan-hewan darat mampu hidup di tanah yang keringtanpa bergantung pada laut karena adanya ginjal, organ yang bersama dengan masukan hormonal dan saraf yang mengatur fungsinya, terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas volume dan komposisi elektrolit CES. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang akan disimpan di dalam tubuh atau dikeluarkan melalui urin, ginjal mampu mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit di dalam rentan yang sangat sempit yang cocok bagi kehidupan. Jika terdapat kelebihan air atau elektrolit tertentu di CES, misalnya garam(NaCl), ginjal dapat mengeleminasi kelenihan tersebut dalam urin. Jika terjadi kekurangan, ginjal sebenarnya tidak dapat memberi tambahan konstituen yang kurang tersebut tetapi dapat membatasi kehilangan zat tersebut melalui urin.

1.2  Tujuan
1.2.1       Mempelajari tentang definisi dari batu saluran kemih.
1.2.2       Mempelajari tentang etiologi dari batu saluran kemih.
1.2.3       Mempelajari Asuhan Keperawatan pada pasien batu salupan kemih


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Definisi
Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah terbentuknya batu (kalkuli) dalam saluran perkemihan. Kalkuli merupakan deposit mineral, terutama kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Mineral lainnya terdiri dari asam urat dan kristal lain.
Kalkuli bervariasi dalam ukuran dan dapat terbentuk dimanan saja dalam saluran perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi paling sering ditemukan di ginjal (nefrolitasis).

2.2    Etiologi
·      Faktor Endogen
Faktor genetik familial pada hiper sistinuria
Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas sikat tibuli proksimal.
Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
·       Faktor  eksogen
Infeksi
Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah Ph uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga akan mempercepat  pembentukan batu yang telah ada.
Obstruksistatis urine
Obstruksi dan statis urine memudahkan terjadinya infeksi yang meningkatkan resiko terbentuknya batu saluran kemih
Jenis kelamin
Lebih banyak ditemukan pada laki-laki
Ras : Lebih banyak ditemukan di Negara Afrika & asia, Amerika dan Eropa Jarang  
Keturunan Anggota keluarga batu saluran kemih lebih banyak mempunyai kesempatan menderita batu saluran kemih
Air minum orang yang banyak minum akan mengurangi terbentuknya batu, sedangkan orang uang kurang minum kadar semua substansi meningkat, yang mempermudah pembentukan batu
Pekerjaan Pekerja yang lebih banyak duduk lebih beresiko terkena batu dibanding dengan pekerja yang banyak bergerak
Makanan masyarakat yang lebih banyak makan protein hewani angka morbilitas batu saluran kemih kurang, sedangkan orang yang kurang makan putih telur lebih beresiko terkena batu saluran kemihàmasyarakat ekonomi lemah lebih banyak terkena batu saluran kemih
Suhu daerah tropis atau kamar mesin yang menyebabkan keringat berlebihan beresiko terkena batu saluiran kemih.

2.3    Patofisiologi
Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansia organic sebagai inti. Substansia organic ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.

Teori Supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu

Teori Presipitasi - kristalisasi
Perubahan Ph urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam, dan garam urat sedangkan pada urin yang bersifat alkalin akan mengendap garam-garam fosfat.

Teori berkurangnya faktor penghambat.
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat, magnesium asam mukopolisakarid akan mempermudah terbentuknya batu saluran kencing.

2.4    Klasifikasi klinik
·                  Batu Kalsium
Hiperkalsiuria : Kalsium  => kelebihan alkali
Misal :   Sindroma susu, Kelebihan Vit. B, Imobilisasi, Asidosis Tubular Renalis, Penyakit Paget, Sarkoidosis, Hipertiroiditis, Syndroma cushing, yang paling sering  Hyperkal      siuria Idiopatik.
·                  Hiperurikosuria
Hal ini 20 % inti batu dari kristal asam urat karena kemasukan purin berlebihan, misal : ikan, unggas, daging ( coto )
·                  Hiperoksaluria
Penyebaran oksalat dijaringan ginjal, susunan makanan yang mengandung
oksalat yang berlebihan misal : teh, sayuran.
·                  Batu Struvite ( Batu campuran )
Tripel posfat , magnesium posfat, amonium  fosfat, kalsium karbonat  = > Ph urin yang tinggi .
Infeksi sistem  urinarius.
·                  Batu Asam Urat
PH Urin yang rendah, tirah baring yang lama, penderita ileustomi/kolostomi.
Faktor asupan makanan  = > sayur bayam dll.
·       Batu  Sistin
Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.
·                 Batu Xantin
Resesif autosomal dengan defesiensi santin oksidase terjadi peningkatan xantin plasma .
2.5    Gambaran Klinik
§  Hematuria
§  Piuria
§  Polakisuria/fregnancy
§  Urgency
§  Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah pinggang.
§  Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan.
§  Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya kearah penis atau vulva.
§  Anorexia, muntah dan perut kembung
§  Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urin tidak ditemukan adanya batu leukosit meningkat.

2.6    Komplikasi
Batu yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi obstruksi baik sebagian atau total.
Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :
·       Sempurnaya obstruksi
·       Lamanya obstruksi
·       Lokasi obstruksi
·       Adanya tidaknya infeksi
Diagnostik Test.
  1. Klinik
v Jumlah batu yang sebelumnya keluar atau dikeluarkan
v  Derajat kerusakan ginjal
v Riwayat keluarga
v Analisa batu
v Tanda dan gejala penyakit penyebab :
·       Hiperparatiroidisme ; keluhan batu, penyakit tulang, ulkus, pankreatitis.
·       Asidosis Tubuler Renalis ; langkah terhuyung - huyung, sakit pada tulang.
·       Sarkoidosis ; limphadenopati, eritemanodosum.
·       Sebab lain : Infeksi traktus urinarius yang berulang kali, penyakit paget, imobilisasi, kelebihan vatamin-D, pemasukan purin berlebihan, kelebihan alkali dan penyakit khusus.
  1. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalsis
v Hematuria
v Piuria
v Kristalisasi
v bakteriologi
Kerangka kerja metabolic
v Darah
v Urine
v Analisa batu untuk unsur kimia dan bakteriologi
v Status batu
  1. Pemeriksaan  Radiologi
v Pielografi ( IVP) : dapat melihat besarnya batu, letaknya, dan adanya tanda-tanda obstruksi terutama untuk batu yang tidak tembus sinar.
v  Pieolgrafi retrograde : dilakukan terutama pada jenis batu yang radiolusen.
v  U S G : dapat melihat bayangan batu
v Tomografi
v  CT- Scan
v Sistoskopi; dapat membantu pada keadaan-keadaan yang meragukan di dalam buli-buli.

2.7    Penatalaksanaan
  1. Terapik medik dan simtomatik
v Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
v Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
  1. Terapi mekanik
v E S W L  = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
v Terapi pembedahan
v Jika tidak tersedia alat litotriptor

2.8    Pencegahan
Maka perlu adanya pencegahan atau program sepanjang hidup, seperti :
v            Masalah yang mendasari untuk mempermudah terbentuknya batu saluran kemih harus dikoreksi
v            Infeksi harus dihindari atau pengobatan secara intensif untuk semua jenis type batu
v            Hasil analisa batu sangat menentukan dalam ketepatan  jenis diet yang harus dipertimbangkan untuk pencegahan misalnya :
·       Batu kalsium à  diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau
·       Batu asam urat à diet rendah purin mis : daging berlemak, gandung
·       Batu strutive à diet rendah kalsium/pospat mis : jelly karbonat, aluminium.

2.9    Asuhan Keperawatan
1.     Pengkajian
v Identitas klien
Nama                    :   Ny. A
Umur                    :   42 tahun
Jenis kelamin       :   Perempuan
Suku/bangsa         :   Jawa/Indonesia
Agama                  :   Islam
Pekerjaan              :   Ibu rumah tangga
Pendidikan           :   SMP
Alamat                  :   Jl.Patimura,Jombang
Tgl MRS               :   7 Maret 2011
             
v Riwayat keperawatan
1.     keluhan utama
Nyeri pinggang
2.     Riwayat penyakitn sekarang
Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah pinggang.Skala nyeri 6-7,timbul saat melakukan aktifitas.
3.     Upaya yang telah dilakukan
Melakukan masase sendiri dan mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibeli diwarung dekat rumah
4.     Terapi yang pernah dilakukan
pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
5.     Riwayat penyakit dahulu
Px sbelumnya tidak pernah menderita penyakit kronis
6.     Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga ynag menderita penyakit bawaan

v Pemeriksaan Fisik
                     Keadaan Umum : Lemah
                     Kesadaran Composmentis,GCS 4,5,6
TTV     : Suhu                   =  36,5o C
                Nadi                    =   82 X/menit
                RR                      =   18x/menit
                Tekanan Darah   =   120/80 mmhg
B2 Kardiovaskuler
-       Irama Jantung   : Reguler
-       Nyeri dada      : Tidak
-       Bunyi jantung : Normal
-       CRT                : < 3 detik
-       Akral               : Hangat

B3 Persyarafan
-       Kesadaran komposmetis,GCS 4,5,6 Total : 15
-       Istirahat/tidur : 6 jam/hari  gangguan tidur = sering terbangun pada malam hari
B5 Genetouurinaria
-       Kebersihan               : Kotor
-       Jumlah urin              : ±1000 cc/hari
-       Warna                      : kuning pucat
-       Bau                           : Amoniak
-       Alat bantu                : Kateter
-       Kandung kencing     : Membesar : Ya
-       Nyeri tekan              : Ada

2.     Analisa Data
Tgl/Jam
Pengelompokan Data
Masalah
Kemungkinan Penyebab
07-03-2011
09.00 WIB
Ds : “Px mengeluh nyeri pinggang”
Do:
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80 mmhg
Menyeringai,
Skala nyeri 6-7
Jumlah urin : ±1000 cc/hari

Nyeri Pinggang
Meningkatnya kontraksi ureter

Ds : “Px mengatakan pancaran urine lemah menetes”

Do.
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80 mmhg
Kebersihan : Kotor
Jumlah urin : ±1000 cc/hari
Pola pengeluaran urin tidak dapat diperkirakan
Alat bantu : Kateter
Kandung kencing :Membesar : Ya
Nyeri tekan : Ada

Perubahan  eliminasi urine
Stimulasi kandung kencing oleh batu

Ds : “ Px mengeluh lemah”
Do. TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80 mmhg
Defisi perawatan diri : toileting

Intoleransi aktifitas
Tirah baring/Imobilitas

3.     Diagnosa Keperawatan.
1.     Nyeri berhubunan dengan meningkatnya kontraksi ureter yang ditandai dengan jumlah urin ±1000 cc/hari.
2.     Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Stimulasi kandung kencing oleh batu yand ditandai dengan penggunaan alat bantu kateter.
3.     Intoleransi aktivitas berhubunan dengan Tirah baring/Imobilitas yang ditandai dengan Defisi perawatan diri : mandi & toileting


TABEL INDIKATOR
Indikator Nyeri
Indikato
1
2
3
4
5
Tingkat kenyamanan


o


Prilaku mengendalikan nyeri



o

Nyeri : efek merusak



o

Tingkat nyeri


o



Indikator Perubahan eliminasi urin
Indikator
1
2
3
4
5
Pengetahuan : Pengobatan


o


Kontinesia urin


o


Eliminasi urin


o



Indikator Intoleransi aktifitas
Indikator
1
2
3
4
5
Daya tahan



o

Penghematan energy


o


Perawatan diri : Aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS)


o


Perawatan diri : aktifitas kehidupan sehari-hari instrumental



o


4.     Intervensi
Tgl/Jam
Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
Rencana tindakan
Rasional

Ds : “Px mengeluh nyeri pinggang”

Do:
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80 mmhg
Menyeringai,
Skala nyeri 6-7
Jumlah urin : ±1000 cc/hari

Tujuan.
Nyeri pinggan dapat teratasi setelah tindakan keperawatan 5 X 24 jam

Kriteria hasil.
TTV S 36,5ᵒ-37,5ᵒC;N 80-100 X/menit;RR 16-20 x/menit;TD 110-120/70-80 mmhg
Menyeringai tidak ada
Skala nyeri 3-4
Jumlah urin :±1500-2000 cc/hari
·  Pengkajian
o Minta Px untuk menilai nyeri atau ketidak nyamanan pada sekala 0-10







o Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensip meliputi lokasi,durasi,frekuensi,kualitas.


·       Pendidikan untuk Px/keluarga
o  Masukan pada intruksi saat pemulangan Px mengenai pengobatan kusus yang harus dikonsumsi,frekuensi pemberian,kemungkinan efek samping


·  Kolaborasi
o Berikan analgesik sesuai indikasi




·     Aktivitas lain
o Berikan perubahan posisi tidur dan relaksas.


o Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh Px. Bantu Px untuk menilai nyeri dengan membandingkannya dengan pengalaman yang lain
o Membantu membedakan nyeri dini dan alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi nyeri kronis


o  informasi perlu untuk Px dalam membuat pilihan berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan.


o menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem syaraf simpatis.


o  Dapat meningkatkan relaksasi atau perhatian tak langsung dan menurunkan frekuensi atau kebutuhan dosis analgesik.

Ds : “Px mengatakan pancaran urine lemah menetes”

Do.
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80 mmhg
Kebersihan : Kotor
Jumlah urin : ±1000 cc/hari
Pola pengeluaran urin tidak dapat diperkirakan
Alat bantu : Kateter
Kandung kencing :Membesar : Ya
Nyeri tekan : Ada

Tujuan
Perubahan eliminasi urin dapat teratasi setelah tindakan keperawatan 3 x 24 jam

Kriteria hasil.
TTV S 36,5ᵒ-37,5ᵒC;N 80-100 X/menit;RR 16-20 x/menit;TD 110-120/70-80 mmhg
Kebersihan : kotor
Jumlah urin :±1500-2000 cc/hari
Pola pngeluaran urin dapat diperkirakan
Alat bantu : tidak ada
Kandung kencing : Membesar : tidak
Nyeri tekan – tidak ada
·  Pengkajian
Pantau eliminasi urin,meliputi frekuensi,konsistensi,bau,folume dan warna dengan tepat

·      Pendidikan untuk Px/keluarga
Ajarkan Px tanda dan gejala infeksi saluran kemih.


· Kolaboratif
Rujuk kedokter jika terdapat tanda dasn gejala infeksi saluran kemih



alat evaluasi untuk mendeteksi adanya kelaian pada sistemurinaria.



Agar Px dap[at mengetahui tanda dan gejala infeksi saluran kemih.


Agar perawat dapat melakukan tindakan yang tepat pada Px


Ds : “ Px mengeluh lemah”
Do. TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80 mmhg
Defisi perawatan diri:  toileting

Tujuan
Intoleransi aktifitas dapat teratasi setelah ntindakan keperawatan 3x24 jam.

Kriteria hasil
TTV S 36,5ᵒ-37,5ᵒC;N 80-100 X/menit;RR 16-20 x/menit;TD 110-120/70-80 mmhg
Defisi perawatan diri : mandiri

·  Pengkajian
o Tentukan penyebab keletihan









o Evaluasi motivasi dan keinginan Px untuk meningkatkan aktifitas



·  Pendidikan untuk Px/keluarga
o Penggunaan teknik relaksasi selama aktifitas
o Ajarkan tentang pengaturan aktifitas dan teknik menejemen waktu untuk mencegah kelelahan.
·  Kolaborasi
o Rujuk pada ahli gizi untuk merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi







o Aktivitas lain
-Anjurkan periodfe alternatif untuk istirahat dan aktifitas

o kelemahan adalah efek samping beberapa obat.Nyeri dan program penuh stres juga memmerlukan energi dasn menyebabkan kelemahan.

o menetapkan kemampuan atau kebutuhan Px dan memudahkan pilihan interfensi.



o menurunkan resiko komplikasi
o meminimalkan kelelahan




o  Metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal dengan upayah minimal Px atau penggunaan energi

o  penghematan energi

v Implementasi
Tgl/Jam
Diagnosa
Implementasi
7 Maret 2011

Nyeri
1.      Meminta Px untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0-10.
2.      Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensip meliputi lokasi,durasi,frekuensi,kualitas.
3.      Mengintruksikan saat pemulangan Px mengenai pengobatan kusus yang harus dikonsumsi,frekuensi pemberian,kemungkinan efek samping.
4.      Memberikan analgesik sesuai indikasi.
5.      Memberikan perubahan posisi tidur dan relaksas.

Perubahan eliminasi urin

1.     Memantau eliminasi urin,meliputi frekuensi,konsistensi,bau,folume dan warna dengan tepat.
2.     Mengajarkan Px tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
3.     Merujuk kedokter jika terdapat tanda dan gejala infeksi saluran kemih.

Intoleransi Aktifitas
1.     Menentukan penyebab keletihan.
2.     Mengvaluasi motivasi dan keinginan Px untuk meningkatkan aktifitas.
3.     Mempergunakan teknik relaksasi selama aktifitas.
4.     Mengajarkan tentang pengaturan aktifitas dan teknik menejemen waktu untuk mencegah kelelahan.
5.     Merujuk pada ahli gizi untuk merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi.
6.     Menganjurkan periode alternatif untuk istirahat dan aktifitas.

5.     Evaluasi
Diagnosa.Kep
Tgl/Jam
Evaluasi
Nyeri
7 Maret 2011
07.30
S..
Nyeri dibagian pinggang masih terasa.
O
Wajah masih tampak Menyeringai menahan sakit
Skala nyeri 3-4 tapi masih mrasa nyeri
Jumlah urin masih  ±1000 cc/hari
A
Nyeri msih berlanjut
P
Rencana tindakan 2 dan 4 masih berlanjut.
Perubahan eliminasi urin

7 Maret 2011
07.30
S
Pancaran urin masih lemah dan menetes
O
Kebersihan masih Kotor
Kandung kencing :Membesar : tidak
Nyeri tekan : Ada
A
Masalah eliminasi urin teratasi
P
Rencana tindakan dihentikan
Intoleransi Aktifitas
7 Maret 2011
07.30
S
Masih mengeluh lemah
O
Defisi perawatan diri:  toileting
A
Intoleransi Aktifitas masih berlanjut
P
Rencana tindakan 2,3 dan 4 masih berlanjut





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah terbentuknya batu (kalkuli) dalam saluran perkemihan. Kalkuli merupakan deposit mineral, terutama kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Mineral lainnya terdiri dari asam urat dan kristal lain.
Kalkuli bervariasi dalam ukuran dan dapat terbentuk dimanan saja dalam saluran perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi paling sering ditemukan di ginjal (nefrolitasis).
Yang dipengaruhi oleh 2 faktor :
·      Faktor Endogen
Faktor genetik familial pada hiper sistinuria
Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas sikat tibuli proksimal.
Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
·      Faktor  eksogen
Infeksi
Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah Ph uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga akan mempercepat  pembentukan batu yang telah ada.

3.2  Saran
Semoga bisa menjadi rangkaian meteri pembelajaran pada semester ini.






DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar