BAB I
PEDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara garis besar ,
hewan-hewan darat mampu hidup di tanah yang keringtanpa bergantung pada laut
karena adanya ginjal, organ yang bersama dengan masukan hormonal dan saraf yang
mengatur fungsinya, terutama berperan dalam mempertahankan stabilitas volume
dan komposisi elektrolit CES. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai
konstituen plasma yang akan disimpan di dalam tubuh atau dikeluarkan melalui
urin, ginjal mampu mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit di dalam
rentan yang sangat sempit yang cocok bagi kehidupan. Jika terdapat kelebihan
air atau elektrolit tertentu di CES, misalnya garam(NaCl), ginjal dapat
mengeleminasi kelenihan tersebut dalam urin. Jika terjadi kekurangan, ginjal
sebenarnya tidak dapat memberi tambahan konstituen yang kurang tersebut tetapi
dapat membatasi kehilangan zat tersebut melalui urin.
1.2
Tujuan
1.2.1
Mempelajari tentang definisi
dari batu saluran kemih.
1.2.2
Mempelajari tentang etiologi
dari batu saluran kemih.
1.2.3
Mempelajari Asuhan Keperawatan
pada pasien batu salupan kemih
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Batu
saluran kemih (urolitiasis) adalah terbentuknya batu (kalkuli) dalam saluran
perkemihan. Kalkuli merupakan
deposit mineral, terutama kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Mineral lainnya
terdiri dari asam urat dan kristal lain.
Kalkuli bervariasi dalam ukuran dan
dapat terbentuk dimanan saja dalam saluran perkemihan (ginjal, ureter, kandung
kemih), tetapi paling sering ditemukan di ginjal (nefrolitasis).
2.2
Etiologi
·
Faktor Endogen
Faktor
genetik familial pada hiper sistinuria
Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran
batas sikat tibuli proksimal.
Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
· Faktor eksogen
Infeksi
Infeksi
oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah Ph uriun
menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga akan
mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
Obstruksi – statis urine
Obstruksi dan statis urine memudahkan terjadinya infeksi yang meningkatkan resiko terbentuknya batu
saluran kemih
Jenis
kelamin
Lebih
banyak ditemukan pada laki-laki
Ras :
Lebih banyak ditemukan di Negara Afrika & asia, Amerika dan Eropa
Jarang
Keturunan Anggota keluarga batu saluran kemih lebih banyak mempunyai
kesempatan menderita batu saluran kemih
Air minum orang yang banyak minum akan mengurangi terbentuknya batu,
sedangkan orang uang kurang minum kadar semua substansi meningkat, yang
mempermudah pembentukan batu
Pekerjaan Pekerja yang lebih banyak duduk lebih beresiko terkena batu
dibanding dengan pekerja yang banyak bergerak
Makanan masyarakat yang lebih banyak makan protein hewani angka morbilitas
batu saluran kemih kurang, sedangkan orang yang kurang makan putih telur lebih
beresiko terkena batu saluran kemihàmasyarakat ekonomi lemah lebih banyak terkena batu saluran kemih
Suhu daerah tropis atau kamar mesin yang menyebabkan keringat berlebihan
beresiko terkena batu saluiran kemih.
2.3
Patofisiologi
Teori inti matriks
Terbentuknya
batu saluran kencing memerlukan adanya substansia organic sebagai inti.
Substansia organic ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A
yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
Teori
Supersaturasi
Terjadinya
kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti sistin, santin, asam
urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu
Teori Presipitasi -
kristalisasi
Perubahan Ph urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine.
Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin, asam, dan garam
urat sedangkan pada urin yang bersifat alkalin akan mengendap garam-garam
fosfat.
Teori berkurangnya
faktor penghambat.
Berkurangnya
faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat,
magnesium asam mukopolisakarid akan mempermudah terbentuknya batu saluran
kencing.
2.4
Klasifikasi klinik
· Batu
Kalsium
Hiperkalsiuria
: Kalsium => kelebihan alkali
Misal : Sindroma
susu, Kelebihan Vit. B, Imobilisasi, Asidosis Tubular Renalis, Penyakit Paget,
Sarkoidosis, Hipertiroiditis, Syndroma cushing, yang paling sering
Hyperkal siuria Idiopatik.
· Hiperurikosuria
Hal ini 20 % inti batu
dari kristal asam urat karena kemasukan purin berlebihan, misal : ikan, unggas,
daging ( coto )
· Hiperoksaluria
Penyebaran
oksalat dijaringan ginjal, susunan makanan yang mengandung
oksalat
yang berlebihan misal : teh, sayuran.
· Batu
Struvite ( Batu campuran )
Tripel posfat ,
magnesium posfat, amonium fosfat, kalsium karbonat = > Ph urin
yang tinggi .
Infeksi sistem
urinarius.
· Batu
Asam Urat
PH Urin yang rendah, tirah baring yang lama, penderita ileustomi/kolostomi.
Faktor asupan makanan = > sayur bayam dll.
· Batu Sistin
Kelainan
herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas
sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.
· Batu
Xantin
Resesif autosomal dengan defesiensi santin oksidase terjadi peningkatan xantin
plasma .
2.5
Gambaran Klinik
§ Hematuria
§ Piuria
§ Polakisuria/fregnancy
§ Urgency
§ Nyeri pinggang menjalar ke daerah
pingggul, bersifat terus menerus pada daerah pinggang.
§ Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba
dan menghilang secara perlahan-lahan.
§ Rasa nyeri pada daerah pinggang,
menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya kearah penis atau vulva.
§ Anorexia, muntah dan perut kembung
§ Hasil pemeriksaan laboratorium,
dinyatakan urin tidak ditemukan adanya batu leukosit meningkat.
2.6
Komplikasi
Batu
yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi
obstruksi baik sebagian atau total.
Hal tersebut diatas
dipengaruhi oleh :
· Sempurnaya obstruksi
· Lamanya obstruksi
· Lokasi obstruksi
· Adanya tidaknya infeksi
Diagnostik Test.
- Klinik
v Jumlah batu yang sebelumnya keluar
atau dikeluarkan
v Derajat kerusakan ginjal
v Riwayat keluarga
v Analisa batu
v Tanda dan gejala
penyakit penyebab :
· Hiperparatiroidisme
; keluhan batu, penyakit tulang, ulkus, pankreatitis.
· Asidosis Tubuler
Renalis ; langkah terhuyung - huyung, sakit pada tulang.
· Sarkoidosis ; limphadenopati,
eritemanodosum.
· Sebab lain : Infeksi traktus
urinarius yang berulang kali, penyakit paget, imobilisasi, kelebihan vatamin-D,
pemasukan purin berlebihan, kelebihan alkali dan penyakit khusus.
- Pemeriksaan Laboratorium
Urinalsis
v Hematuria
v Piuria
v Kristalisasi
v bakteriologi
Kerangka kerja metabolic
v Darah
v Urine
v Analisa batu untuk unsur kimia
dan bakteriologi
v Status batu
- Pemeriksaan Radiologi
v Pielografi ( IVP) : dapat melihat
besarnya batu, letaknya, dan adanya tanda-tanda obstruksi terutama untuk batu
yang tidak tembus sinar.
v Pieolgrafi retrograde : dilakukan terutama
pada jenis batu yang radiolusen.
v U S G : dapat melihat bayangan batu
v Tomografi
v CT- Scan
v Sistoskopi; dapat
membantu pada keadaan-keadaan yang meragukan di dalam buli-buli.
2.7
Penatalaksanaan
- Terapik medik dan simtomatik
v Terapik medik
=> mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
v Pengobatan
Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal yang terjadi
menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum
berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
- Terapi mekanik
v E S W L = > Extracorporeal
Shock Wave Lithotripsy
v Terapi pembedahan
v Jika tidak tersedia alat litotriptor
2.8
Pencegahan
Maka perlu adanya
pencegahan atau program sepanjang hidup, seperti :
v Masalah
yang mendasari untuk mempermudah terbentuknya batu saluran kemih harus
dikoreksi
v Infeksi
harus dihindari atau pengobatan secara intensif untuk semua jenis type batu
v Hasil
analisa batu sangat menentukan dalam ketepatan jenis diet yang harus
dipertimbangkan untuk pencegahan misalnya :
· Batu kalsium à diet rendah
kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau
· Batu asam urat à diet rendah purin
mis : daging berlemak, gandung
· Batu strutive à diet rendah
kalsium/pospat mis : jelly karbonat, aluminium.
2.9
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
v Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl.Patimura,Jombang
Tgl MRS : 7 Maret 2011
v Riwayat keperawatan
1. keluhan utama
Nyeri
pinggang
2. Riwayat penyakitn sekarang
Nyeri
pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah
pinggang.Skala nyeri 6-7,timbul saat melakukan aktifitas.
3. Upaya yang telah dilakukan
Melakukan
masase sendiri dan mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibeli diwarung dekat
rumah
4. Terapi yang pernah dilakukan
pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan disertai
diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
5. Riwayat penyakit dahulu
Px sbelumnya
tidak pernah menderita penyakit kronis
6. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
anggota keluarga ynag menderita penyakit bawaan
v Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran Composmentis,GCS 4,5,6
TTV : Suhu = 36,5o
C
Nadi = 82 X/menit
RR = 18x/menit
Tekanan
Darah = 120/80
mmhg
B2 Kardiovaskuler
-
Irama Jantung :
Reguler
-
Nyeri dada :
Tidak
-
Bunyi jantung :
Normal
-
CRT :
< 3 detik
-
Akral :
Hangat
B3 Persyarafan
-
Kesadaran komposmetis,GCS 4,5,6 Total : 15
-
Istirahat/tidur : 6 jam/hari gangguan tidur = sering terbangun pada malam
hari
B5 Genetouurinaria
-
Kebersihan :
Kotor
-
Jumlah urin :
±1000 cc/hari
-
Warna :
kuning pucat
-
Bau :
Amoniak
-
Alat bantu :
Kateter
-
Kandung kencing :
Membesar : Ya
-
Nyeri tekan :
Ada
2. Analisa Data
Tgl/Jam
|
Pengelompokan Data
|
Masalah
|
Kemungkinan Penyebab
|
07-03-2011
09.00 WIB
|
Ds : “Px mengeluh nyeri pinggang”
Do:
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80
mmhg
Menyeringai,
Skala nyeri 6-7
Jumlah urin : ±1000 cc/hari
|
Nyeri Pinggang
|
Meningkatnya kontraksi ureter
|
|
Ds : “Px mengatakan pancaran urine
lemah menetes”
Do.
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR
18x/menit;TD 120/80 mmhg
Kebersihan
: Kotor
Jumlah urin : ±1000 cc/hari
Pola pengeluaran urin tidak dapat
diperkirakan
Alat bantu : Kateter
Kandung
kencing :Membesar : Ya
Nyeri tekan : Ada
|
Perubahan eliminasi urine
|
Stimulasi kandung kencing oleh
batu
|
|
Ds : “ Px mengeluh lemah”
Do. TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR
18x/menit;TD 120/80 mmhg
Defisi perawatan diri : toileting
|
Intoleransi aktifitas
|
Tirah baring/Imobilitas
|
3. Diagnosa Keperawatan.
1.
Nyeri berhubunan dengan meningkatnya kontraksi ureter yang ditandai dengan
jumlah urin ±1000 cc/hari.
2.
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Stimulasi kandung kencing oleh
batu yand ditandai dengan penggunaan alat bantu kateter.
3.
Intoleransi aktivitas berhubunan dengan Tirah baring/Imobilitas yang
ditandai dengan Defisi perawatan diri : mandi & toileting
TABEL INDIKATOR
Indikator Nyeri
Indikato
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Tingkat
kenyamanan
|
|
|
o
|
|
|
Prilaku
mengendalikan nyeri
|
|
|
|
o
|
|
Nyeri :
efek merusak
|
|
|
|
o
|
|
Tingkat
nyeri
|
|
|
o
|
|
|
Indikator Perubahan eliminasi urin
Indikator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Pengetahuan : Pengobatan
|
|
|
o
|
|
|
Kontinesia urin
|
|
|
o
|
|
|
Eliminasi urin
|
|
|
o
|
|
|
Indikator Intoleransi aktifitas
Indikator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Daya
tahan
|
|
|
|
o
|
|
Penghematan
energy
|
|
|
o
|
|
|
Perawatan diri : Aktifitas kehidupan
sehari-hari (AKS)
|
|
|
o
|
|
|
Perawatan diri : aktifitas kehidupan
sehari-hari instrumental
|
|
|
|
o
|
|
4. Intervensi
Tgl/Jam
|
Diagnosa
|
Tujuan dan kriteria hasil
|
Rencana tindakan
|
Rasional
|
|
Ds : “Px mengeluh nyeri pinggang”
Do:
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD 120/80
mmhg
Menyeringai,
Skala nyeri 6-7
Jumlah urin : ±1000 cc/hari
|
Tujuan.
Nyeri pinggan dapat teratasi setelah tindakan
keperawatan 5 X 24 jam
Kriteria hasil.
TTV S 36,5ᵒ-37,5ᵒC;N 80-100 X/menit;RR 16-20
x/menit;TD 110-120/70-80 mmhg
Menyeringai tidak ada
Skala nyeri 3-4
Jumlah urin :±1500-2000 cc/hari
|
· Pengkajian
o Minta Px untuk menilai nyeri atau
ketidak nyamanan pada sekala 0-10
o Melakukan pengkajian nyeri yang
komprehensip meliputi lokasi,durasi,frekuensi,kualitas.
·
Pendidikan untuk Px/keluarga
o Masukan pada intruksi saat
pemulangan Px mengenai pengobatan kusus yang harus dikonsumsi,frekuensi
pemberian,kemungkinan efek samping
· Kolaborasi
o Berikan analgesik sesuai indikasi
· Aktivitas lain
o Berikan perubahan posisi tidur dan relaksas.
|
o Nyeri sebagai pengalaman subjektif
dan harus digambarkan oleh Px. Bantu Px untuk menilai nyeri dengan
membandingkannya dengan pengalaman yang lain
o Membantu membedakan nyeri dini dan
alat evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi nyeri kronis
o informasi perlu untuk Px dalam
membuat pilihan berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan.
o menurunkan atau mengontrol nyeri
dan menurunkan rangsang sistem syaraf simpatis.
o Dapat meningkatkan relaksasi atau
perhatian tak langsung dan menurunkan frekuensi atau kebutuhan dosis
analgesik.
|
|
Ds : “Px mengatakan pancaran urine lemah
menetes”
Do.
TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR 18x/menit;TD
120/80 mmhg
Kebersihan : Kotor
Jumlah urin : ±1000 cc/hari
Pola pengeluaran urin tidak dapat
diperkirakan
Alat bantu : Kateter
Kandung kencing
:Membesar : Ya
Nyeri tekan : Ada
|
Tujuan
Perubahan eliminasi urin dapat teratasi
setelah tindakan keperawatan 3 x 24 jam
Kriteria hasil.
TTV S 36,5ᵒ-37,5ᵒC;N 80-100 X/menit;RR 16-20
x/menit;TD 110-120/70-80 mmhg
Kebersihan : kotor
Jumlah urin :±1500-2000 cc/hari
Pola pngeluaran urin dapat diperkirakan
Alat bantu : tidak ada
Kandung kencing :
Membesar : tidak
Nyeri tekan – tidak ada
|
· Pengkajian
Pantau eliminasi urin,meliputi
frekuensi,konsistensi,bau,folume dan warna dengan tepat
·
Pendidikan untuk Px/keluarga
Ajarkan Px tanda dan gejala infeksi
saluran kemih.
· Kolaboratif
Rujuk kedokter jika terdapat tanda
dasn gejala infeksi saluran kemih
|
alat evaluasi untuk mendeteksi adanya kelaian
pada sistemurinaria.
Agar Px dap[at mengetahui tanda dan gejala
infeksi saluran kemih.
Agar perawat dapat melakukan tindakan yang
tepat pada Px
|
|
Ds : “ Px mengeluh lemah”
Do. TTV S 36,5ᵒ C;N 82 X/menit;RR
18x/menit;TD 120/80 mmhg
Defisi perawatan diri: toileting
|
Tujuan
Intoleransi aktifitas dapat teratasi setelah
ntindakan keperawatan 3x24 jam.
Kriteria hasil
TTV S 36,5ᵒ-37,5ᵒC;N 80-100 X/menit;RR 16-20
x/menit;TD 110-120/70-80 mmhg
Defisi perawatan diri : mandiri
|
· Pengkajian
o Tentukan penyebab keletihan
o Evaluasi motivasi dan keinginan Px
untuk meningkatkan aktifitas
· Pendidikan untuk Px/keluarga
o Penggunaan teknik relaksasi selama
aktifitas
o Ajarkan tentang pengaturan
aktifitas dan teknik menejemen waktu untuk mencegah kelelahan.
· Kolaborasi
o Rujuk pada ahli gizi untuk
merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi
o Aktivitas lain
-Anjurkan periodfe alternatif
untuk istirahat dan aktifitas
|
o kelemahan adalah efek samping
beberapa obat.Nyeri dan program penuh stres juga memmerlukan energi dasn
menyebabkan kelemahan.
o menetapkan kemampuan atau kebutuhan
Px dan memudahkan pilihan interfensi.
o menurunkan resiko komplikasi
o meminimalkan kelelahan
o Metode makan dan kebutuhan kalori
didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi
maksimal dengan upayah minimal Px atau penggunaan energi
o penghematan energi
|
v Implementasi
Tgl/Jam
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
7 Maret
2011
|
Nyeri
|
1.
Meminta Px untuk menilai nyeri atau
ketidaknyamanan pada skala 0-10.
2.
Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensip meliputi
lokasi,durasi,frekuensi,kualitas.
3.
Mengintruksikan saat
pemulangan Px mengenai pengobatan kusus yang harus dikonsumsi,frekuensi
pemberian,kemungkinan efek samping.
4.
Memberikan analgesik sesuai indikasi.
5.
Memberikan perubahan posisi tidur dan relaksas.
|
|
Perubahan eliminasi urin
|
1. Memantau eliminasi urin,meliputi
frekuensi,konsistensi,bau,folume dan warna dengan tepat.
2. Mengajarkan
Px tanda dan gejala
infeksi saluran kemih.
3.
Merujuk kedokter jika terdapat tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
|
|
Intoleransi
Aktifitas
|
1. Menentukan penyebab keletihan.
2. Mengvaluasi motivasi dan keinginan Px
untuk meningkatkan aktifitas.
3. Mempergunakan teknik relaksasi selama
aktifitas.
4. Mengajarkan tentang pengaturan
aktifitas dan teknik menejemen waktu untuk mencegah kelelahan.
5. Merujuk pada ahli gizi untuk
merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi.
6. Menganjurkan periode alternatif untuk
istirahat dan aktifitas.
|
5.
Evaluasi
Diagnosa.Kep
|
Tgl/Jam
|
Evaluasi
|
Nyeri
|
7 Maret
2011
07.30
|
S..
Nyeri
dibagian pinggang masih terasa.
O
Wajah
masih tampak Menyeringai menahan
sakit
Skala nyeri 3-4 tapi
masih mrasa nyeri
Jumlah urin masih ±1000 cc/hari
A
Nyeri msih berlanjut
P
Rencana tindakan 2 dan 4 masih
berlanjut.
|
Perubahan eliminasi urin
|
7 Maret
2011
07.30
|
S
Pancaran
urin masih lemah dan menetes
O
Kebersihan
masih Kotor
Kandung
kencing :Membesar : tidak
Nyeri tekan : Ada
A
Masalah
eliminasi urin teratasi
P
Rencana
tindakan dihentikan
|
Intoleransi
Aktifitas
|
7 Maret
2011
07.30
|
S
Masih
mengeluh lemah
O
Defisi perawatan diri: toileting
A
Intoleransi
Aktifitas masih berlanjut
P
Rencana
tindakan 2,3 dan 4 masih berlanjut
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batu
saluran kemih (urolitiasis) adalah terbentuknya batu (kalkuli) dalam saluran
perkemihan. Kalkuli merupakan
deposit mineral, terutama kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Mineral lainnya
terdiri dari asam urat dan kristal lain.
Kalkuli bervariasi dalam ukuran dan
dapat terbentuk dimanan saja dalam saluran perkemihan (ginjal, ureter, kandung
kemih), tetapi paling sering ditemukan di ginjal (nefrolitasis).
Yang
dipengaruhi oleh 2 faktor :
·
Faktor Endogen
Faktor
genetik familial pada hiper sistinuria
Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran
batas sikat tibuli proksimal.
Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
· Faktor eksogen
Infeksi
Infeksi
oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah Ph uriun
menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga akan mempercepat
pembentukan batu yang telah ada.
3.2 Saran
Semoga bisa
menjadi rangkaian meteri pembelajaran pada semester ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar