kursor

iNi DiA..!!!!!

iNi DiA..!!!!!
ciiiLuuK baaaa...!!!!

Senin, 31 Januari 2011

makalah pernafasan


I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mekanisme sistem pernapasan terdiri atas inspirasi dan ekspirasi. Dada mengembang selama inspirasi. Akibat pergerakan diafragma dan otot-otot intercosta selama inspirasi,ia menjadi datar dan lebih rendah dan panjang rongga torasik meningkat. Otot-otot intercosta external, pada saat kontraksi, mengangkat tulamg rusuk dan menariknya keluar meningkatkan kedalaman rongga torak. Saat dinding dada bergerak keatas dan keluar dari pleura parietalis, yang melekat dengan baik pada dinding dada, pleura tersebut juga ikut terangkat. Pleura viselaris mengikuti pleura parietalis dan volume interior torak terangkat. Paru-paru mengembang untuk mengisi ruang tersebut dan udara dihisab kedalam bronkiolus.
Ekspirasi selama pernafasan tenang bersifat pasif. Diafragma rileks dan kembali kebentuk aslinya,yang bebentuk kubah. Otot-otot interkosta rileks dan tulang rusuk kembali keposisi semula. Paru dan udara di keluarkan melalui cabang-cabang bronkiolus. Pada ekspirasi kuat, otot interkosta internal berkontraksi secara aktif untuk menurunkan tulang rusuk. Otot pernafasan tambahan kemungkinan di gunakan selama nafas dalam atau ketika jalan nafas terhambat. Selama inspirasi,otot-otot sternokleidomasterdeus mengangkat sternum dan meningkatkan diameter torak dari depan ke belakang. Seratus anterior dan pektoralis mayor menarik tulang rawan ke arah luar saat lengan dirapatkan. Lantasimus dorsi dan otot-otot dinding abdomen anterior membantu menekan toraks selama ekspirasi kuat.
BAB II
Ventilasi Paru-paru dan
Prinsip Fisik Pertukaran Gas
                                                                     
            Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan utama : (1) ventilasi paru-paru, yang berarti pemasukan dan pengeluaran udara diantara atmostir dan alveolus paru, (2) difusi oksigen dan karbon dioksida diantara alveolus dan darah, (3) transpor oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan cairan tubuh ked an dari sel, dan (4) pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya. Bab ini dan tiga bab berikutnya membicarakan, secara berturut-turut, empat aspek utama respirasi ini. Dalam bab-bab keempat masalah respirasi khusus yang berhubungan dengan kedokteran penerbangan dan fisiologi penyelaman laut dalam dibicarakan untuk melukiskan beberapa prinsip dasar fisiologi respirasi.

MEKANIKA VENTILASI PARU-PARU

MEKANISME DASAR PENGEMBANGAN DAN PENGEMPISAN PARU-PARU
            Paru-paru dapat dikembangkan dan dikempiskan dalam dua cara (1) gerakan turun dan naik diafragma untuk memperbesar atau memperkecil rongga dada dan (2) elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior rongga dada.
            Hampir seluruh pernapasan tenang yang normal dicapai melalui pergerakan inspirasi diafragma. Selama inspirasi diafragma menarik batas bawah rongga dada kearah bawah. Selama pernapasan hebat, tetapi tenaga elastic tidak cukup kuat untuk menyebabkan ekspirasi cepat yang diperlukan, jadi ini dicapai dengan kontraksi otot perut, yang mendorong isi perut keatas pada bagian bawah diafragma.
            Metode kedua untuk mengekspansi paru-paru adalah mengangkat sangkar iga. Ia mengekspansikan paru-paru karena pada posisi istirahat alamiah iga-iga miring kearah bawah sehingga memungkinkan sternum juga bergerak kearah belakang kearah kolumna spinalis. Tetapi bila sangkar iga terelevasi, maka iga-iga menonjol secara langsung kearah depan, sekarang sternum juga bergerak kearah depan menjauhi tulang punggung, membuat diameter anteroposterior dada kira-kira 20 persen lebih besar selama inspirasi maksimum dari pada selama ekspirasi. Oleh karena itu, otot-otot yang meninggikan rangka dada dapat digolongkan sebagai otot-otot inspirasi, dan otot-otot yang menurunkan sangkar dada sebagai otot ekspirasi.


TEKANAN-TEKANAN PERNAPASAN   
            Tekanan intra-alveolar. Otot-otot pernafasan menyebabkan ventilasi parau-paru dengan mengempiskan dan mengembangkan paru-paru secara berganti-ganti, yang kemudian menyababkan peningkatan dan penurunan tekanan didalam alveolus. Selama inspirasi, tekanan intra-alveolar menjadi agak negative bila dibandingkan dengan takanan atmosfir, biasanya kurang dari pada -1mm Hg, dan ini menyebabkan aliran udara kedalam melalui saluran pernafasan. Sebaliknya, selama ekspirasi normal, tekanan intra alveolar meningkat menjadi hampir +1 mm. Hg, yang menyebabkan aliran udara keluar melalui saluran pernafasan. Perhatikan secara khusus, betapa kecilnya tekanan yang diperlukan untuk menggerakan udara kedalam dan keluar paru-paru normal, suatu efek yang sering dibahayakan secara serius pada banyak penyakit-penyalit paru.
            Selama usaha ekspirasi maksimum dengan glottis tertutup, tekanan intra-alveolar dapat meningkat menjadi lebih dari 100mm. Hg pada pria sehat dan kuat, dan selama usaha inspirasi maksimum ia dapat berkurang menjadi serendah -80mm, Hg.
            Kecenderungan Rekoil Paru-paru dan tekanan intrapleura. Paru terus menerus mempunyai kecenderungan elastic untuk kempis sehingga menjauhi dinding dada. Kecenderungan elastic ini disebabkan oleh dua macam faktor. Pertama, diseluruh paru-paru terdapat banyak serabut elastic yang diregangkan oleh pengembagkan paru sehingga berusaha untuk memendek. Kedua, dan bahkan lebih penting lagi, tegangan permukaan cairan yang melapisi alveolus mempunyai kecenderungan elastic yang terus menerus untuk mengempiskan alveolus. Efek ini disebabkan oleh daya tarik antar molekul-molekul permukaan cairan tersebut yang terus cenderung mengurangi luas prmukaan masing-masin alveolus; semua kekuatan kecil ini yang dipersatukan cenderung mengempiskan seluruh paru dan menyebabkannya menjauhi dinding dada.
            Biasanya, serabut elastic didalam paru-paru menyebakan kira-kira sepertiga kecenderungan recoil dan fenomena tegangan permukaan menyebabkan kira-kira dua pertiganya.
            Kecenderungan recoil total dari paru-paru dapat diukur dengan jumlah tekanan negative didalam ruang intrapleura yang diperlukan untuk mencegah pengempisan paru-paru, dan tekanan ini disebut tekanan intrapleura atau, kadang-kadang, tekana recoil. Biasanya besarnya kirs-kirs -4mm, Hg yaitu bila ruangan alveolus terbuka keatmosfir melalui trakea sehingga tekanannya pada tekanan atmosfir, suatu tekanan -4mm, Hg didalam ruangan intrapleura yang diperlukan untuk mempertahankan pengembangan paru-paru pada ukuran normal. Bila paru-paru pengembangan secara besar, seperti pada akhir inspirasi dalam, tekanan intrapleura yang diperlukan untuk mengembangkan paru-paru dapat mencapai sebesar -12 sampai -18mm.Hg.
            “Surfaktan” didalam alveolus, dan efeknya pada kecenderungan mengempis. Suatu campuran lipoprotein yang disebut “sutfaktan” disekresikan oleh sel khusus pensekresi-surfaktan yang merupakan bagian epitel alveolus. Campuran ini, yang terutama mengandung fosfolipit dipalmitoil lesitin, menurunkan tegangan permukaan cairan yang melapisi alveolus. Bila tidak ada surfaktan, pengembangan paru menjadi sangat sulit, sering memerlukan tekanan intrapleura sebanyak -15 sampai -20mm.Hg untuk mengatasi kecenderungan alveoli untuk kolaps. Ini menunjukan bahwa surfaktan sangat penting untuk mengurangi efek tegangan permukaan dalam menyebabkan pengempisan.
            Beberapa neonates, terutama bayi premature, tidak mensekresikan surfaktan dalam jumlah mencukupi, sehingga menyebabkan sulitnya pengembangan paru. Tanpa terapi segera dan sangat teliti, sebagian besar diantaranya segera meninggal setelah dilahirkan karena pernafasan yang tidak memadai keadaan ini disebut penyakit membrane hialin atau gawat pernafasan.
            Surfaktan bekerja dengan membentuk suatu lapisan pada permukaan diantara cairan yang melapisi alveolus dan udara didalam alveolus. Ini mencegah timbulnya permukaan pertemuan air-udara, yang mempunyai tegangan 2 sampai 14 kali tegangan permukaan surfakat-udara.
            Surfaktan mempunyai suatu sifat khusus yaitu lebih menurunkan tegangan permukaan ketika alveolus menjadi lebih kecil, sehingga meniadakan sejumlah kecenderungan alveolus untuk menyempit ketika ia menjadi lebih kecil. Sebagai akibatnya, surfaktan sangat penting dalam mempertahankan kesamaan ukuran alveolus-alveolus besar mempunyai tegangan permukaan lebih besar sehingga ia mengecil, sedangkan alveolus yang lebih kecil mempunyai tegangan permukaan lebih kecil sehingga cenderung membesar.
VENTILASI ALVEOLUS

Dari sebuah proses vertilasi paru,faktor yang benar-benar penting adalah kecepatan pembaruan udara dalam area pertukaran gas paru,alveolus,tiap menit oleh udara atmosfir; ini disebut vertilasi alveolus. Orang dapat mudah mengalami bahwa ventilasi alveolus per menit tidak sama dengan volume respirasi per menit karena sebagaian besar udara respirasi mengisi saluran pernafasan lebih besar,disebut ruang rugi tempat,yang membrannya tidak dapat melakukan pertukaran gas yang berarti dengan darah.
            Ruang Rugi Anatomik terhadap fisiologik. Ruang Rugi yang baru didiskusikan menggambarkan volume udara didalam semusa jalan udara pernafasan utama tetapi tidak meliputi udara didalam Alveoli dan di namai Ruang Rugi Anatomik. Tetapi kadan-kadan beberapa alveoli dengan sendirinya tidak berfungfi atau sebagaian berfungsi karena tidak ada atau jeleknya aliran darah yang melali kapiler paru yang berdekatan sehingga harus di pertimbangkan jga sebagai runag rugi.Bila ruang rugi alveolus di masukkan dalam ruang rugi total maka ruangan ini di namai ruang rugi fisiologik,yang berlawan dengan runag rugi anatomic.Pada orang normal,ruang rugi anatomic dan fisiologik hamper sama karena semua alveoli berfungsi pada paru normal,tetapi pada orang dengan alveoli yang tidak berfungsi atau berfungsi sebagaian di beberapa bagian paru,maka kaedan-kafdan ruang  rugi fisiologik 10 kali ruang rugi anatomic atau sebanyak 1sampai 2 liter.

KECEPATAN VENTILASI ALVEOLAR

          Ventilasi alveolar per menit merupakan volume total udara baru yang memasuki alveoli tiap menit.ia sama dengan kecepatan pernafasan dikali dengan udara baru yang memasuki alveoli di setiap pernafasan:yaitu kecepatan pernafasan dikali perbedaan antara volume tidal dengan volume ruang rugi.jadi ventilasi alveolar normal adalah 12 kali 350ml, atau 4200 ml/menit.
            Ventilasi alveolar merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kosentrasi oksigen karbon dioksida dalam alveoli. Sehingga hamper semua diskusi problema prtukaran gas dalam bab berikut menekankan vertilasi alveolar.
Kecepatan pernafasan,volume tidal dan volume pernafasan semenit hanya penting seajuh mereka mempengaruhi ventilasi alveolar.


 
 



contoh makalah ekstremitas caudalis


 

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang
Gerak pada manusia merupakan gerak aktif, artinya organ pada manusia dapat bergeser atau berpindah tempat. Gerak merupakan reaksi untuk menanggapi rangsang, baik mendekat atau menjauhi sumber rangsang, atau bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Gerak aktif dapat terjadi karena organ dilengkapi dengan otot dan tulang. Tulang merupakan alat gerak pasif, artinya tulang bisa melakukan gerak jika dibantu oleh otot. Tulang pada manusia saling bersambungan terangkai membentuk sistem rangka. Sistem rangka manusia terdiri dari skeleton aksial dan skeleton appendikular.
Tulang yang merupakan alat gerak pasif pada manusia sebenarnya tersusun beruas-ruas.Ruas tulang ini saling terangkai dan berkaitan bembentuk sistem rangka. Salah satunya adalah Ekstremitas Caudalis atau Tulang anggota gerak bawah.
Ekstremitas Caudalis adalah segala sesuatu yang berada dibawah Ligamen Inguinal. Meliputi paha, persendian, tulang paha, kaki, telapak kaki, betis, tumit kaki.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Sistem gerak pada manusia sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan ini kami mencoba memaparkan “Ekstremitas Caudalis”.








B.  Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menghubungkan antara teori dan praktek dengan segala pemikiran dan tingkah lakunya dalam merancang atau menyusun suatu rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai kasus secara teori dengan benar.


1.2 Tujuan Khusus
·         Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari Ekstremitas Caudalis.
·         Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian dari Ekstremitas Caudalis.
·         Mahasiswa mampu merancang atau menyusun rencana asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga sesuai dengan kasus - kasus yang disajikan dengan  menggunakan teori- teori yang telah ditetapkan.



 

 

 

 

 

 

 

BAB II

ISI

2.1 Pembahasan

            Tulang ekstrimitas kaudalis (bawah) biasanya segala sesuatu yang berada dibawah ligamen inguinal,termasuk paha,tempurung lutut,tulang kering,betis,tumit,pergelangan kaki,dan telapak kaki.

Bagian-bagian tulang ekstremitas kaudalis     :

ü  Tulang paha (Femur)

ü  Tulang tempurung lutut (patella)

ü  Tulang kering (tibia)

ü  Tulang betis (Fibula)

ü  Tulang tumit (calcaneus)

ü  Tulang pergelangan kaki (tarsal)

ü  Tulang telapak kaki (meta tarsal)

 

2.1.1 Tulang paha

Tulang paha atau Femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh manusia. Ia menghubungkan bagian pinggul dan lutut. Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul bagian proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan otot. Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya otot gluteus maximus. Didekatnya terdapat bagian linea aspera tempat melekatnya otot biceps femoris.

Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya.Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar bersama lutut. Terdapat 2 condylus yakni condylus medialis dan condylus latelaris. Di antara kedua condylus terdapat jeda yang di sebut fossa intercondylaris.

Perlekatan otot pada tulang paha   :

1.      Tulang paha merupakan origo untuk   :

ü  Otot gastrocnemius

ü  Otot vastus lateralis

ü  Otot vastus medialis

ü  Otot vastus intermedius

2.      Tulang paha meupakan intersio untuk            :

ü  Otot tensor fasciae latae

ü  Otot gluteus medius

ü  Otot gluteus maximus

ü  Otot iliopsoas

 

2.1.2        Tulang tempurung lutut

Dalam anatomi manusia lutut adalah sendi yang menghubungkan femur dan tibia. Karena pada manusia lutut menyongkong hampir seluruh berat tubuh, lutut sangat rentan baik terhadap cedera akut maupun timbulnya osteoarthitis.

 

 

 

2.1.3        Tulang kering (Tibia)

Tibia adalah batin dan lebih tebal dari dua tulang panjang di kaki bagian bawah. Hal ini juga disebut tulang tulang kering. Akhir atasnya diperluas menjadi “medial” dan “lateral kondilus,” yang memiliki permukaan cekung dan bersatu dengan kondilus dari femur. Tibia adalah mendukung tulang kaki bagian bawah dan membentang sejajar dengan yang lain, tulang yang lebih kecil (fibula) yang terpasang oleh ligamen. Bagian depan tibia, atau tibialis tuberositas, terletak tepat di bawah kulit dan dapat dengan mudah dirasakan. The tibialis tuberositas adalah daerah pada tulang tempat tendon otot dan melampirkan (atau “apophysis”).
Ujung atas femur bergabung untuk membentuk sendi lutut, dan ujung bawah merupakan bagian dari sendi pergelangan kaki. Di bagian dalam pergelangan kaki, tibia melebar dan tongkat keluar untuk membentuk tulang besar menonjol disebut “maleolus medial.” Pada bagian luar pergelangan kaki adalah sebuah tonjolan yang disebut “lateral maleolus,” yang kadang-kadang disebut tulang pergelangan kaki, dan merupakan daerah yang paling umum untuk pergelangan kaki terkilir. Meniskus lateral dari lutut adalah tebal, berbentuk bulan sabit sepotong tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan. Terletak di antara sendi tempat tulang paha dan tibia mengartikulasikan (datang di kontak dengan satu sama lain) di bagian luar lutut. Demikian pula, meniskus medial terletak pada sendi pada bagian dalam lutut. The menisci sangat penting untuk menyerap kejutan dari lutut, serta menyediakan pelumas dan stabilisasi. Oleh karena itu, setiap usaha dilakukan untuk memperbaiki (dan lebih baru-baru ini bahkan untuk mengganti) dikenakan atau terluka menisci.




2.1.4    tulang Betis(fibula)
Fibula adalah panjang, ramping di samping tulang tibia. Ujung-ujungnya sedikit membesar ke atas “kepala” dan yang lebih rendah “maleolus lateral.” Memenuhi kepala fibula lateral tepat di bawah kondilus; tetapi tidak masuk ke dalam sendi lutut dan tidak menanggung setiap berat badan. Ligamen yang bergabung fibula ke depan fibula disebut “tibiofibular anterior ligamen,” dan “posterior ligamen tibiofibular” bergabung dengan mereka di belakang lutut. Maleolus lateral adalah bergabung ke pergelangan kaki oleh “talofibular anterior ligamen,” dan “talofibular posterior ligamen.” Ligamen ini membentuk tonjolan di sisi pergelangan kaki.

2.1.5        Tulang Tumit
Tumit merupakan salah satu bagian dari sistem petulangan tubuh kita yang terlatak di kaki. Tumit itu sendiri merupakan tulang terbesar dari telapak kaki.tulang i i terletak di sebelah belakang yan mengalihkan berat badan di atas tanah ke belakang.
Dengan demikian tulang tumit memiliki tugas besar untuk menyangga berat badan,terutama ketika sedang berjalan atau berlari. Tmit juga bersendi di sebelah atas tumit bersendi dengan talus (tulang tempat mata kaki berada) dan di depan dengan koboid (tulang penghubung dengan jari-jari kaki).
Pada tumit terdapat tandon paling besar di tubuh,yaitu cordaachilles. Pada tumit juga di selimuti otot dan serabut syarafyang banyak sekali jumlahnya. Jikaterjadi nyeri rasa sakit itu bisa berasal dari otot,syaraf,atau tulang tumit itu sendiri. Bahkan bisa gabungan dari dua atau tiga penyebabnya. Hanya saja rasa nyeri yang di sebabkan oleh mereka dapat di bedakan misalnya,bila yang terluka ototnya maka rasa sakit akan terasa secara periodik,maksuddnya tidak terus menerus.


2.1.6        Tulang pergelanagn kaki
Pergelangan kaki terdiri dari ujung-ujung tulang kering serta tulang betis,dan tumit. Tulang-tulang itu disatukan oleh ligamen yang cukup kuat,sehingga membentuk sendi. Sendi pergelangan kaki bisa menjadi stabil karena adanya bungkus sendi dan ligamen yang kuat.

2.1.7        Tulang telapak kaki
Telapak kaki ialah bagian bawah kaki manusia. Secara anatomis telapak kaki disebut juga aspek plantar. Tak seperrti bagian tubuh lainnya,kulit telapak kaki tak memiliki bulu atau pigmen,dan memiliki konsentrsi pori keringat yang tinggi. Telapak kaki memiliki sejumlah lipatanyang terbentuk selama embriogenesis dan mengandung lapisan kulit paling tebal pada tubuh manusiakarena bobot yang terus bertumpu di atasnya.
Telapak kaki sangat sensitif pada sentuhan karena banyaknya ujung syaraf yang membuatnya sensitif pada permukaan yang di langkahi,perasaan gatal dan beberapa orang menemukan telapak kaki merupakan zona erogen secara medis telapak kaki adalah tempat refleks plantar.
Telapak kaki orang dewasa normalnya melengkung. Lengkungan tersebut bisa gagal berkembang selama masa kanak-kanak atau dapat mendatar selama kehamilan dan usia tua yang menyebabkan kaki datar.