kursor

iNi DiA..!!!!!

iNi DiA..!!!!!
ciiiLuuK baaaa...!!!!

Sabtu, 30 April 2011

Implementasi Keperawatan

BAB I
Pendahuluan
  
1.1  Latar Belakang

       Dalam kehidupan manusia, manusia tidak akn luput dari sehat dan sakit. Pada saat manusia itu sehat seluruh tubuh kita  akan berjalan stabil, tidak ada gangguan akan tetapi pada saat kita dalam keadaan sakit seluruh tubuh kita akan tidak stabil. Oleh karena itu dalam hali ini perawat sangat di butuhkan untuk membantu manusia untuk menjadi stabil kembali yaitu menjadi sehat. Oleh karena itu perawat harus mengerti tentang proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis,intervensi,imlementasi hingga evaluasi. Dalam hal ini kami hanya menekankan pada implementasi. Setiap perawat itu berbeda – beda kekreatifannya karena berbedanya kekreatifan seorang perawat bias mempengaruhi implementasinya kepada pasien oleh karena itu kami mencoba untuk meluruskanya supaya khususnya para mahasiswa yang membaca makalah ini menjadi.lebih mengerti.

BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Implementasi
     Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang  baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
     Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
     Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain:
1)Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan intervensi.
3) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan.
5) Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
6) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien.
    
  
2.2 Tipe Implementasi
     Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:

     1.Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
     2.Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
     3.Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

     Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:

     1.Independent implementations, adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
     2.Interdependen/ Collaborative implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
     3.Dependent implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

      2.3 Tahap Yang Perlu Diperhatikan Dalam Implementasi
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan adalah:
       1. Pada tahap persiapan.
     a.Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri.
            b.Memahami rencana keperawatan secara baik.
            c.Menguasai keterampilan teknis keperawatan.
            d.Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
            e.Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
            f.Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.
            g.Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.
            h.Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
            i.Penampilan perawat harus menyakinkan.

       2. Pada tahap pelaksanaan.
     a.Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan  keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
     b.Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
     c.Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
     d.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.


       3. Pada tahap terminasi.
     a.Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.
            b.Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
            c.Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
            d.Lakukan pendokumentasian.

      2.4 Pendekatan Tindakan
     Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain:
1)Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan intervensi.
3) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan.
5) Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
6) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien.

2.5 Prinsip Implementasi
     Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan respons klien.
2)Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
3) Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4)Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan.
5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi keperawatan.
6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
7) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
8) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
9) Bersifat holistik.
10) Kerjasama dengan profesi lain.
11) Melakukan dokumentasi

      2.6 Metode Implementasi
1.    Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
        Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari(AKS)adalah aktivitas yang biasanya dilakukan sepanjang hari/ normal,aktivitas tersebut mencakup:ambulasi,makan,berpakaian,mandi,menyikat gigi,dan berhias.Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen, Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang tidak mampu untuk secara mandiri menyelesaikansemua AKS,Sementara terus beralih melewati periode pascaoperatif,klien secara bertahap kurang bergantung pada perawat untuk menyelesaikan AKS.
2.Konseling
Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal diantara klien,keluarganya,dan tim perawatan kesehatan.klien dengan diagnosa psikiatris membutuhkan terapi oleh perawat yang mempunyai keahlian dalam keperawatan psikiatris oleh pekerja sosial,psikiater dan psikolog
3.Penyuluhan
Digunakan menyajikan prinsip,prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang ststus kesehatannya.
4.Memberikan asuhan keperawatan langsung
Untuk mencapai tujuan terapeutik klien,perawat melakukan intervensi untuk mengurangi reaksi yang merugikan dengan menggunakan tindakan pencegahan dan preventive dalam memberikan asuhan.

KOMPENSASI UNTUK REAKSI YANG MERUGIKAN
Suatu reaksi yang merugikan adalah efek membahayakan atau efek yang tidak diinginkan dari medikasi. Pemeriksaan diagnostic, atau intervensi terapeutik. Reaksi yang merugikan membutuhkan intervensi keperawatan independen, dependen, atau interdependen. Tindakan keperawatan yang mengopensasi reaksi yang merugikan mengurangi atau menghadapi reaksi. Untuk melakukannya perawat harus mempunyai pengetahuan tentang potensial efek yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, ketika memberikan medikasi. Perawat memahami efek samping yang telah dikenal dan yang potensial dari obat. Setelah memberikan medikasi perawat mengkaji klien terhadap segala efek yang merugikan. Perawat harus mengetahui obat-obat yang dapat melawan efek samping. Sebagai contoh, klien mungkin mempunyai reaksi hipersensitivitas yang tidak diketahui terhadap penisilin dan mungkin mengalami bintul dan gatal setelah mendapatkan tiga dosis penisilin. Perawat mencatat reaksi yang terjadi dan menghentikan pemberian obat selanjutnya.
Ketika merawat klien yang akan menjalani atau harus menjalani pemeriksaan diagnostik tertentu. Perawat harus memahami pemeriksaan dan segala potensial efek yang merugikan. Sebagai contoh, klien tidak defekasi dalam 24 jam setelah mendapat enema barium. Perawat juga harus mempelajari tentang efek samping potensial, mengenali adanya reaksi yang merugikan dan menanganinya sesuai keadaan.
TINDAKAN PREVENTIF
Tindakan keperawatan preventif diarahkan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit untuk menghindari perlunya perawatan rehabiliatif akut atau kronis. Prevensi mencakup pengkajian dan promosi potensi kesehatan klien. Penerapan tindakan yang diharuskan deperti imunisasi, penyuluhan kesehatan, dan diagnosa dini. Tindakan keperawatan preventif digunakan untuk memenuhi tujuan terapeutik klien. Melalui tindakan preventif perawat mampu untuk membantu klien mendapatkan tingkat kesejahteraan yang tertinggi.
TEKNIK TEPAT DALAM MEMBERIKAN PERAWATAN DAN MENYIAPKAN KLIEN    UNTUK PROSEDUR
Pemberian asuhan keperawatan mengharuskan perawat untuk berpengalaman dalam banyak teknik yang merupakan metode yang harus diikuti dalam melakukan prosedur spesifik seperti memberikan medikasi, mengganti balutan klien atau memasang kateter folley. Perawat klien, terutama di rumah dan di rumah sakit, melibatkan banyak teknik. Setiap prosedur yang perawat lakukan untuk klien dilakukan dengan metode spesifik. Untuk menjalankan prosedur, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang prosedur itu sendiri. Frekuensi, langkah-langkah dan hasil yang diharapkan. Di rumah sakit perawat menyelesaikan banyak prosedur setiap hari. Beberapa dari prosedur ini mungkin saja baru, sehingga sebelum melakukan prosedur baru perawat mengkaji kompetensi personal dan menentukan perlunya bantuan, pengetahuan baru atau keterampilan.
TINDAKAN MENYELAMATKAN JIWA
Tindakan ini diterapkan ketika keadaan fisiologis dan psikologis klien terancam. Tujuan dari tindakan penyelamatan jiwa adalah untuk memulihkan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Tindakan seperti ini termasuk memberikan medikasi darurat, melakukan resusitasi kardiopulmonal, meresterain klien yang mengalami konfusi atau klien dengan tindak kekerasan dan mendapatkan konseling segera dari pusat krisis untuk klien yang sangat gelisah. Melakukan tindakan ini adalah komponen penting dari praktik keperawatan. Seperti halnya pada prosedur lain. Perawat harus mempunyai pengetahuan tentang prosedur penyelamatan jiwa itu sendari. Langkahnya dan hasil yang diharapkan. Jika perawat yang tidak berpengalaman menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan darurat. Tindakan keperawatan yang sesuai mungkin untuk memanggil tenaga professional yang berpengalaman.
MENCAPAI TUJUAN PERAWATAN
Tujuan perawat klien dapat dicapai dengan memberikan suatu lingkungan yang kondusif untuk memenuhi tujuan tersebut. Menyesuaikan perawat berdasarkan kebutuhan klien yang diekspresikan atau yang ditunjukkan;menstimulasi dan memotivasi klien. Perawat juga mampu menciptakan lingkungan perawatan kesehatan yang kondusif untuk mencapai tujuan klien. Idealnya, perawat menciptakan suatu lingkungan yang memberikan klien privasi yang adekuat untuk untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memungkinkan mereka merasa nyaman dan beabas untuk berinteraksi dengan tim perawatan kesehatan. Suatu langkah dini dalam menetapkan suatu lingkungan yang sesuai adalah untuk mengorientasikan klien dan keluarganya pada lembaga perawatan kesehatan. Dan mereka harus melakukan pembersihan dalam lingkungan di rumah, rumah sakit, puskesmas, dan tempat kesehatan lainnya yang terjaga agar kondusif terasa aman dan bebas dari lingkungan tidak bersih.
MENGAWASI dan MENGAVALUASI KERJA dari ANGGOTA STAF LAIN
Perawat yang mengembangkan rencana perawatan sering kali tidak melakukan semua intervensi keperawatan. Beberapa intervensi mungkin didelegasikan kepada anggota tim keperawatan kesehatan lainnya. Sebagai contoh, intervensi non-invasi seperti perawatan kulit, latihan rentang gerak, ambulasi, berhias dan tindakan hygiene dapat ditugaskan kepada asisten keperawatan. Dalam kasus perawat praktik berlisensi, pemberian medikasi dan pengkajian tanda-tanda vital dapat didelegasikan. Perawat yang memberikan tugas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap tugas ditugaskan secara sesuai dan diselesaikan sesuai dengan standar perawatan.

2.7 Dokumentasi Implementasi

       Contoh Format Dokumentasi Implementasi Keperawatan :
NO.DIAGNOSIS MASALAH KOLABORATIF
TGL/JAM
TINDAKAN
PARAF





 Pedoman Pengisian Format Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Nomor diagnosis keperawatan/masalah kolaboratif.
Tulislah nomor diagnosis keperawatan/masalah kolaboratif sesuai dengan masalah yang sudah teridentifikasi dalam format diagnosis keperawatan.
2. Tanggal/jam
Tulislah tanggal, bulan, dan jam pelaksanaan tindakan keperawatan.
3.Tindakan
·        Tulislah nomor urut tindakan
·        Tindakan dituliskan berdasarkan urutan pelaksanaan tindakan
·        Tulislah tindakan yang dilakuakn beserta hasil atau respon yang jelas
·        Jangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis,cara memberikat, dan instruksi medis yang lain dengan jelas
·        Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang dapat menimbulkan persepsi yang berbeda atau masih menimbulkan pertanyaan. Contoh :memberi makan lebih sering dari biasanya. Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan makan dan dalam berapa porsi makanan diberikan
·        Untuk tindakan pendidikan kesehatan tulislah “melakukan penkes tentang                                      laporan penkes terlampir
·        Bila penkes dilakukan secara singkat tulislah tindakan dan respon pasien setelah penkes dengan jelas
4.Paraf
Tuliskan paraf dan nama terang

2.3.3 Contoh masalah
            Tn Antony, seorang laki-laki berusia 75 tahun, masuk di unit bedah dari ruang pemulihan setelah pemasangan pen pada pinggul. Riwayatnya menunjukkan bahwa Tn. Antony hidup sendrian di sebuah apartemen. Istrinya meninggal 10 tahun yang lalu. Tn. Antony mempunyai banyak teman dan terlibat dalam Lembaga Swadaya Masyarakat. Dia suka jalan dan naik sepeda. Kali ini dia masuk rumah sakit Karena jatuh dari sepeda. Program medis pasca operasi untuk Tn.Antony adalah sebagai berikut.
·         Kateter foley untuk drainase berat jenis.
·         2% NaCldengan KCL20 mEq untuk di infuskan selama 8 jam.
·         Morfin sulfat 6-8, IM setiap 3-4 jam, bila nyeri.
·         Trapese di atas kepala tempat tidur.
NO. DIAGNOSIS MASALAH KOLABORATIF
TGL/JAM
TINDAKAN
PARAF

24-03-2011/07.30





08.00



08.15



08.20



09.00


09.30






10.00
10.30











11.00
Mengukur tingkat kesadaran:
GCS 1-1-1,reaksi pupil terhadap cahaya(+) isokor.

Suhu 38C,nadi 94 X/menit,tekanan darah 180/120mmHg

Merapikan tempat tidur,meja dan pakaian klien

Memantau cairan infuse:Nacl 0,9% 20 tetes /menit

Mengukur suhu 38,9C dan nadi 100X/menit
Melakukan kolaborasi dengan dokter saat visit :rencana untuk CT scan,terapi yang laen tetap

Melakukan injeksi
Memberikan penjelasan pada keluarga tentang  kondisi klien terakhir,dan kebutuhan pemeriksaan CT scan.keluarga menyetujui dan menandatangani informed concent

Mengantar klien ke ruang CT scan.


BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
          Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang  baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
     Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:
     1.Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
     2.Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
     3.Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
  
Daftar Pustaka
Lyer Patricia W,Camp Hancy H.2005.  Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 3.Jakarta. EGC

Nursalam.2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik Edisi 2.Jakarta.Salemba Medika

Potter dan Pery.2005.Fundamental keperawatan.Jakarta.EGC
Allen Carol Vistal. 1998.Memahami Proses Keperawatan.Jakarta, EGC
Asmadi S.Kep.Ns.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta, EGC
Townsend Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. Jakarta, EGC
Christensen Paula J & Kenney Janet W.2009.Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual Edisi 4.Jakarta.EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar