Oleh :
Moch dika priskia
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
Jalan dr. Sutomo
No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214 Jombang
SI KEPERAWATAN
2010-2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
di zaman global seperti sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan
masyarakat.Industrialisasi dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat.Ini
berakibat makin banyaknya masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem
sosial.Kurangnya adaptasi untuk mengikuti trend itu menjadi masalah baru dalam
kehidupan masyarakat.
Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan
adalah gangguan konsep harga diri rendah,yang mana harga diri rendah digambarkan
sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya
diri dan harga diri,merasa gagal mencapai keinginan(Keliat, 1999).Perawat akan
mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi,sudah tentu
berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat.Beberapa tanda-tanda harga diri
rendah adalah rasa bersalah terhadap diri sendiri,merendahkan martabat sendiri,
merasa tidak mampu,gangguan hubungan sosial seperti menarik diri,percaya diri
kurang,kadang sampai mencederai diri(Townsend, 1998)
1.2 Tujuan
1.
Menjelaskan
pengartian ganguan konsep diri
2.
Menjelaskan
rentang respon konsep diri
3.
Menjelaskan
terjadinya gangguan konsep diri
4.
Menjelaskan
proses terjadinya gangguan konsep diri
5.
Menjelaskan
mekanisme koping gangguan konsep diri
6.
Menjelaskan
masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
7.
Menjelaskan
diagnose keperawatan
8.
Menjelaskan
rencana tindakan keperawatan
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan
sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,termasuk hilangnya percaya
diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan.Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi
secara kronik,yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.Gangguan
harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui
tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri
yang negatif,membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri (Keliat, 1998).
Evaluasi dari dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (Townsend, MC, 1998).
Penilaian negatif seseorang terhadap
diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung
(Schult & Videbeck, 1998).
Gangguan harga
diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi secara:
1.
Situasional:yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba,misalnya harus operasi,
kecelakaan,dicerai suami,putus sekolah, putus hubungan kerja,perasaan malu
karena sesuatu(korban perkosaan,ditubuh KKN,dipenjara tiba-tiba ).
Pada
klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
a.
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang
sembarangan,pemasangan alat yang tidak sopan(pencukuran pubis, pemasangan
kateter, pemeriksaan perineal).
b.
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
c.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan,tanpa persetujuan.Kondisi ini banyak
ditemukan pada klien gangguan fisik.
2. Kronik,yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat.Klien mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang maladaptif.Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
2.2 Rentang Respon Konsep Diri
![]() |
Keterangan:
1.
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep
diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
diterima.
2.
Konsep diri adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
3.
Kerancuan identitas adalah kegagalan aspek
individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam
kematangan aspek psikososial,kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
Depersonalisasi adalah perasaan
yang tidak realistic dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
(Keliat, 1998)
2.3
Penyebab
Faktor
yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistik,kegagalan yang berulang kali,kurang mempunyai tanggung
jawab personal,ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistik.
Stressor
pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, seperti:trauma
fisik maupun psikis,ketegangan peran,transisi peran situasi dengan bertambah
atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian,serta
transisi peran sehat sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit.(Stuart
& Sundeen, 1991)
2.4
Proses Terjadinya Masalah
Individu yang
kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima tanggung jawab
untuk diri sendiri dan orang lain.Ia akan tergantung pada orang tua dan gagal
mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan
sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar,kasar
dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak
tercapai.
Sedangkan
stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah penolakan
dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,pola asuh
yang tidak tepat,misalnya terlalu dilarang,dituntut,dituruti, persaingan dengan
saudara.Kesalahan dan kegagalan yang terulang,cita-cita yang tidak
tercapai,gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Harga diri
rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional dan
individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif
atau kopingnya maladaptive.
Resiko yang
dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri rendah adalah isolasi
sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau kekurangannya diketahui
oleh orang lain.(Stuart dan Sundeen,1991)
2.5
Mekanisme Koping
Menurut
Keliat(1998),mekanisme koping pada klien dengan gangguan konsep diri dibagi dua
yaitu:
1.
Koping jangka pendek
1.
Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis,
misalnya:pemakaian obat, ikut musik rok,balap motor,olah raga berat dan obsesi
nonton televisi.
2.
Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti identitas,misalnya: ikut
kelompok tertentu untuk mendapat identitas yang sudah dimiliki
kelompok,memiliki kelompok tertentu,atau pengikut kelompok tertentu.
3.
Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep
diri atau identitas diri yang kabur,misalnya:aktivitas yang kompetitif,olah
raga,prestasi akademik,kelompok anak muda.
4.
Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan,misalnya:penjelasan tentang
keisengan akan menurunnya kegairahan dan tidak berarti pada diri sendiri dan
orang lain.
2.
Koping jangka panjang
Semua koping jangka
pendek dapat berkembang menjadi koping jangka panjang.Penyelesaian positif akan
menghasilkan ego identitas dan keunikan individu.
Identitas negatif
merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan masyarakat.Remaja mungkin
menjadi anti sosial,ini dapat disebabkan karena ia tidak mungkin mendapatkan
identitas yang positif.Mungkin remaja ini mengatakan “saya mungkin lebih baik
menjadi anak tidak baik”.
Individu dengan
gangguan konsep diri pada usia lanjut dapat menggunakan ego-oriented
reaction(mekanisme pertahanan diri)yang bervariasi untuk melindungi diri.Macam
mekanisme koping yang sering digunakan
adalah:fantasi,disosiasi,isolasi,proyeksi.
Dalam keadaan yang
semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian sebagai
berikut:psikosis,neurosis,obesitas, anoreksia,nervosa,bunuh diri
criminal,persetubuhan dengan siapa saja, kenakalan,penganiayaan.
3.
Masalah keperawatan
Masalah
keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah adalah:
1.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional atau kronik
2.
Gangguan citra tubuh
3.
Perubahan penampilan peran
4.
Ideal diri tidak realistik
5.
Ketidakberdayaan
6.
Isolasi sosial:menari diri(Keliat, 1998)
Akibat
Klien yang mengalami
gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi sosial:menarik
diri,perubahan penampilan peran, keputusasaan maupun munculnya perilaku
kekerasan yang beresiko mencederai diri,orang lain dan lingkungan.(Keliat,
1998)
Pohon Masalah
![]() | ||||
| ||||
![]() |
2.6
Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan
a.
Isolasi
sosial:menarik diri
b.
Gangguan konsep diri:harga diri rendah
c.
Gangguan
citra tubuh(Keliat, 1998)
2. Data yang perlu dikaji
No | Data Subyektif | Data Obyektif | Analisi Data | Masalah Keperawatan |
1. | Ø Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya Ø Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli Ø Mengungkapkan tidak bisa apa-apa Ø Mengungkapkan dirinya tidak berguna Ø Mengkritik diri sendiri | Ø Merusak diri sendiri Ø Merusak orang lain Ø Menarik diri dari hubungan sosial Ø Tampak mudah tersinggung Ø Tidak mau makan dan tidak tidur | Ø Patofisiologis (berhubungan dengan perubahan penampilan, gaya hidup,peran,respon terhadap hal-hal lain sekunder terhadap : Penyakit kronis, trauma berat,nyeri, dll. | Masalah utama : Gangguan konsep diri : harga diri rendah |
2. | Ø Mengkritik diri sendiri Ø Mengungkapkan perasaan main terhadap diri sendiri Ø Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu Ø Perasaan tidak mampu Ø Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri | Ø Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan Ø Wajah tarnpak murung Ø Klien terlihat lebih suka sendiri Ø Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan | Hilangnya bagian dari tubuh, hilangnya fungsi tubuh | Masalah Keperawatan : Penyebab gangguan citra tubuh |
3. | Ø Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi Ø Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Ø Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain | Ø Ekspresi wajah kosong Ø Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Ø Suara pelan dan tidak jelas | Ø Situasional (berhubungan dengan perasaan-perasaan merasa ditinggalkan atau kegagalan sekuder terhadap : Hilangnya pekerjaan, kehilangan fungsi | Masalah Keperawatan: Akibat Isolasi sosial : menarik diri |
2.7
Diagnosa
Keperawatan
1.
Isolasi
sosial:menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2.
Gangguan
konsep diri:harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.(Keliat,
1998)
2.8
Rencana
Tindakan Keperawatan
1.
Diagnosa
keperawatan:Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
1.
Tujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain
secara optimal.
2.
Tujuan
khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan
menerapkan prinsip komunikasi terapeutik:
1.1.1 Sapa klien dengan ramah
secara verbal dan nonverbal
1.1.2 Perkenalkan diri dengan sopan
1.1.3 Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien
1.1.4 Jelaskan tujuan pertemuan
1.1.5 Jujur dan menepati janji
1.1.6 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
1.1.7 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
3.
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
3.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat
dilakukan.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaannya.
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
5.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
kegiatan yang telah direncanakan.
5.2. Diskusikan pelaksanaan kegiatan di rumah
6.
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah.
6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
7.
Hasil yang
diharapkan
1. Klien mengungkapkan perasaannya terhadap
penyakit yang diderita.
2. Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan
dirinya (fisik, intelektual,sistem pendukung).
3. Klien berperan serta dalam perawatan dirinya.
4. Percaya diri klien menetapkan keinginan atau tujuan yang
realistik.
2.
Diagnosa
keperawatan:Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
citra tubuh.
a.
Tujuan umum
Klien menunjukkan peningkatan harga diri
b.
Tujuan
khusus
1)
Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
1.1. Bina hubungan perawat - klien yang terapeutik
1.2. Salam terapeutik
1.3. Komunikasi terbuka, jujur dan empati
1.4. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.Beri
kesempatan mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan tubuh.
1.5. Lakukan kontrak untuk program asuhan
keperawatan (pendidikan kesehatan,dukungan,konseling dan rujukan)
2)
Klien dapat
mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
2.1. Diskusikan perubahan struktur,bentuk atau
fungsi tubuh
2.2. Observasi ekspresi klien pada saat diskusi
3)
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh,intelektual,keluarga) oleh klien
diluar perubahan yang terjadi
3.2. Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki
klien.
4)
Klien dapat menerima realita perubahan
struktur,bentuk atau fungsi tubuh.
4.1. Dorong klien untuk merawat diri dan berperan
serta dalam asuhan klien secara bertahap
4.2. Libatkan klien dalam kelompok klien dengan
masalah gangguan citra tubuh
4.3. Tingkat dukungan keluarga pada klien terutama
pasangan.
5)
Klien dapat menyusun rencana cara-cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5.1. Diskusikan cara-cara (booklet,leaflet sebagai sumber informasi)
yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur,bentuk atau
fungsi tubuh
5.2. Dorong klien memilih cara yang sesuai
6)
Klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh.
6.1. Membantu klien mengurangi perubahan citra
tubuh
6.2. Rehabilitasi bertahap bagi klien
c.
Hasil yang
diharapkan
1)
Klien
menerima perubahan tubuh yang terjadi
2)
Klien
memilih beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Gangguan harga diri rendah digambarkan
sebagai perasaan yang negatif. Seseorang yang mempunyai harga diri rendah
biasanya seseorang tersebut akan merasa gagal mencapai keinginannya dan
merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan
yang sedang sampai berat.
Menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan
diri klien agar dapat memperbaiki hubungan sosial dengan orang lain serta
lingkungannya merupakan upaya luhur yang harus dilakukan pada klien dengan
harga diri rendah.
Menolong dan mendorong klien agar mampu
bersikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain harus dilakukan
sebagai upaya peningkatan rasa optimsme terhadap diri sendiri.
Untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
permasalahan yang muncul pada klien, perlu dukungan dan motivasi dari berbagai
pihak, namun sebenarnya yang paling utama adalah dukungan yang lahir dari
keluarga.
Perawatan lebih lanjut oleh perawat
ruangan maupun keluarga dibutuhkan dalam menunjang proses pemulihan klien
walaupun saat ini kondisi klien tampak membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2007, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih
Bahasa: Yasmin Asih, Edisi 10, Jakarta : EGC
Sunaryo.2004.Psikologi untuk Keperawatan.Jakarta.EGC
Townsend, M.C. (1998) Diagnosa
Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri untuk Pembuatan Rencana Keperawatan, Jakarta:
EGC
www.Google.com/ganguan konsep diri
www.Google.com/diagnosa keperawatan
http:/www.Scrid.com/doc/15418225/gangguan
konsep diri